Petugas melaksanakan proses evakuasi pada Minggu (2/4/2017) di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Petugas juga telah mensterilkan lokasi bencana tanah longsor dari warga sampai radius satu kilometer agar evakuasi lancar.
Ipong Muchlissoni Bupati Ponorogo mengatakan, evakuasi baru dilaksanakan Minggu pagi karena alat berat dari TNI, Pemkab Ponogoro dan Basarnas sudah masuk ke lokasi.
“Evakuasi tidak mudah karena tumpukan longsoran tanah dan batu cukup tinggi antara 10 sampai 50 meter. Kami juga gunakan anjing pelacak. Semoga tidak hujan, kalau hujan akan mempersulit evakuasi,” kata bupati kepada Radio Suara Surabaya, Minggu pagi.
Menurut bupati, petugas juga telah mengungsikan warga ke dua titik, di antaranya di Balai Desa Banaran, sekitar dua kilometer dari lokasi bencana.
“Bantuan kemanusiaan untuk korban bencana sudah mencukupi. Selanjutnya kami rencanakan relokasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Pemerintah kabupaten memang belum bisa memberikan tanah sebagai pengganti. Kepala desa yang bisa. Atau mereka kami minta untuk transmigrasi,” uajr bupati.
Hujan yang berlangsung pada Jumat malam (31/3/2017) memicu longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (1/4/2016) pukul 06.00 WIB. Tebing yang longsor dari ketinggian sekitar 22 meter. Bencana longsor yang hanya terjadi selama tiga menit itu telah menghancurkan 30 rumah.
Sebenarnya selama seminggu terakhir, warga sudah mengungsi setiap malam karena longsor selalu terjadi pada malam hari. Hanya saja, Sabtu (1/4/2017) kemarin, cuaca agak cerah sehingga warga memanen jahe.
Sampai Minggu pagi masih ada 27 orang yang dinyatakan hilang. “Kami berharap tidak semuanya tertimbun. Info dari lurah ada sekitar 16 petani yang panen jahe dan beberapa yang lain yang bermaksud membantu tapi ikut terjebak longsoran,” ujarnya.
Desa Banaran terletak di sebelah timur Kabupaten Ponorogo. Berada di lereng Gunung Wilis di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, desa ini cukup asri dan udaranya dingin. Sebagian besar warganya adalah petani jahe.(iss/rst)