Sabtu, 23 November 2024

AS Persiapkan Pelantikan Donald Trump di Tengah Protes

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Foto: CBS News

Washington DC tengah mempersiapkan pelantikan presiden terpilih Donald Trump dengan tingkat keamanan yang tinggi setelah ribuan orang turun ke jalan-jalan ibukota dan New York City untuk mengekspresikan ketidaksenangan mereka dengan pemerintah.

Sejumlah masyarakat yang rencananya akan berunjuk rasa pada Jumat (20/1/2017) waktu Washington karena terpilihnya Trump tersebut, dinilai bukan hal yang biasa terjadi pada pelantikan presiden AS.

Sekitar 28.000 personel keamanan dikerahkan untuk berjaga beberapa kilometer dari pagar, barikade jalan, termasuk truk yang sarat dengan pasir guna memperketat penjagaan keamanan di sekitar pusat pelantikan di Washington.

Malam sebelum pelantikan, ribuan orang memenuhi New York untuk menggelar aksi protes di Trump International Hotel and Tower, dan berbaris beberapa blok dari tempat tinggal pengusaha tersebut.

Beberapa tokoh, mulai dari politisi, aktivis dan selebriti ambil bagian dalam unjuk rasa tersebut. Sebut saja Bill de Blasio Walikota New York, Robert de Niro, dan Alec Baldwin aktor Hollywood, Michael Moore sutradara Pemenang Oscar untuk film dokumenter dan Cher penyanyi turut bergabung.

Moore, sutradara film dokumenter peraih Oscar, mendesak para pengunjuk rasa untuk mengambil bagian dalam “perlawanan 100 hari”, sebuah gerakan untuk menolak kebijakan Trump.

“Hal buruk yang kita pikirkan akan terjadi, bahkan lebih buruk,” kata Moore seperti dikutip Antara. Pada kesempatan itu, ia juga menyerukan kalimat persatuan.

“Kita semua Muslim, kita semua orang Meksiko, kita semua perempuan. Kita semua warga Amerika, ya, dan kita semua aneh, terlalu,” serunya.

Kristen Saloomey, koresponden Al Jazeera yang melaporkan unjuk rasa anti Trump di New York mengatakan, orasi itu banyak membahas rencana mereka untuk menentang pemerintahan Trump.

“Hal ini tidak mengherankan untuk New York, kota liberal dan berhaluan kiri, yang memilih Demokrat dalam pemilihan presiden. Hal yang mengejutkan adalah melihat para pejabat kota dan negara yang dipilih untuk bersumpah menjalankan kebijakan Trump,” kata Saloomey .

Seorang pengunjuk mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa Trump memilih kabinetnya seolah-olah ingin merusak institusi Amerika.

“Dia adalah seorang gangster, ia fasis, dan ia adalah megalomaniak,” kata seorang wanita tampak marah.

Para penentang Trump kecewa dengan pernyataan pebisnis real estate ini karena komentarnya selama pemilu tentang perempuan, imigran tak berdokumen, masyarakat Muslim, serta janji untuk membatalkan reformasi kesehatan dan soal pembangunan tembok di perbatasan Meksiko yang dibiayai untuk Meksiko.

Sementara pada pendukung Trump mengagumi pengalamannya dalam bisnis, termasuk sebagai pengembang properti dan bintang televisi realitas, dan mereka melihat Trump sebagai orang luar yang akan menyegarkan politik Amerika.

“Kita akan mendapatkannya kembali, kita akan mengambil pekerjaan kita kembali. Kami tidak akan membiarkan negara-negara lain mengambil pekerjaan kami lagi,” kata Trump pada sebuah kesempatan di Washington DC.

“Kita akan membangun militer yang besar, kita akan memperkuat perbatasan. Kita akan melakukan hal-hal yang belum dilakukan untuk negara kita selama bertahun-tahun,” tambahnya.

Diperkirakan, dua juta orang akan hadir pada Jumat malam sebagaimana ketika pelantikan pertama Presiden Barack Obama pada 2009.

Prakiraan cuaca hujan kemungkinan dapat mengurangi jumlah warga yang datang, karena petugas keamanan melarang warga membawa payung, meskipun diizinkan untuk yang berukuran kecil.

“Terus terang saya tidak peduli, apakah cuacanya indah atau akan hujan. Tidak ada bedanya dengan saya,” kata Trump. Demikian diberitakan Al Jazeera.(ant/iss/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs