Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar upacara bendera memperingati 89 tahun peristiwa Sumpah Pemuda di halaman Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (30/10/2017) pagi.
Upacara yang diikuti sekitar 200 orang pegawai KPK, dimulai pukul 7.15 WIB. Laode Muhammad Syarif Wakil Ketua KPK bertindak sebagai inspektur upacara.
Dalam pidatonya, Laode mengatakan semangat Sumpah Pemuda masih sangat relevan supaya seluruh anak bangsa tidak tersekat-sekat oleh kesukuan, keagamaan, dan lainnya.
“Persatuan Indonesia masih satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa,” ujarnya.
Laode menambahkan, semangat kemerdekaan dan mempersatukan Indonesia adalah untuk menghilangkan kemiskinan dan semua ekses yang jelek dari penjajahan.
“Saya pikir, semangat itu masih relevan sampai sekarang khususnya untuk insan-insan KPK karena persoalan Indonesia sekarang 40an juta orang masih di bawah garis kemiskinan. Korupsi juga masih sangat banyak sehingga semangat untuk bersatu, kompak seluruh negeri untuk memberantas sangat diperlukan,” katanya.
Sementara itu, Saut Situmorang Wakil Ketua KPK menyatakan kalau Indonesia belum merdeka dari korupsi. Tapi, masih ada harapan untuk membebaskan Indonesia dari korupsi.
“Ada banyak cara dan strategi untuk membebaskan negeri ini dari korupsi, misalnya melibatkan komunitas untuk menanamkan nilai anti korupsi di kalangan pemuda,” ucapnya.
Saut sadar, ada proses dan waktu yang tidak bisa dipaksakan dalam upaya memberantas korupsi. Seperti halnya Sumpah Pemuda yang disepakati tahun 1928, baru kemudian 1945 Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan.
“Kadang kita tidak sabar untuk memberantas korupsi. Tapi itu tidak bisa didorong-dorong. Yang pasti, kita harus setia dan jangan pernah bosan memerangi korupsi,” tandasnya. (rid/dwi/rst)