Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan sebanyak 65 persen pengguna internet di Indonesia mempercayai informasi yang didapat dari dunia maya tanpa melakukan klarifikasi.
“Sebanyak 15 persen pengguna internet menelan mentah-mentah dan percaya benar, 50 persen percaya bahwa informasi di internet adalah benar,” ujar Abrijani Pangerapan Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel kepada wartawan di Tangerang, Senin (18/12/2017).
Semuel mengatakan survei CIGI-Ipsos 2016 itu menunjukkan Indonesia berada di peringkat tujuh dunia untuk pengguna yang langsung memercayai internet.
Pengguna internet di Indonesia sebanyak 132 juta, kata dia, tidak dibarengi tingkat literasi digital memadai, bahkan tidak menyadari konten di internet dapat dipabrikasi.
Sementara Jepang dengan pengguna yang memercayai informasi dari internet sebanyak 32 persen menunjukkan penggunanya memiliki literasi digital yang tinggi.
“Jadi tidak percaya mentah-mentah informasi dari internet. Penting mengetahui siapa yang memberikan informasi dan media mana yang menyajikan informasi,” ujar Semuel seperti dilansir Antara.
Semuel menuturkan penyebaran konten negatif seperti ujaran kebencian, berita bohong, perundungan, radikalisme dan pornografi menjadi tantangan kini.
Tanpa literasi digital yang memadai, setiap orang bisa mempengaruhi pemikiran masyarakat tanpa disadari. Padahal, manfaat lain internet adalah keterbukaan mencari referensi lain untuk menemukan informasi yang benar.
Masih berdasarkan survei tersebut, 81 persen pengguna internet di Indonesia mempercayai perkataan pemerintah, bahkan beberapa ingin pemerintah terlibat lebih dalam.
“Pemeritah perlu memberikan informasi memadai kepada masyarakat.Percaya internet tinggi, untungnya percaya dilakukan pemerintah,” tutur dia.(ant/ipg)