Objek wisata alam “geoheritage” lapangan sumur minyak tradisional di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai dibuka untuk umum pada 27 April.
“Persiapan pengembangan lapangan sumur minyak tradisional di sejumlah desa di Kecamatan kedewan, menjadi objek wisata alam “geoheritage”, rata-rata sudah sekitar 60 persen,” kata Agus Amperiyanto Field Manager Pertamina WP Asset 4 Field Cepu di Bojonegoro, Senin (4/4/2016).
Dalam laporannya kepada Suyoto Bupati Bojonegoro, ia menjelaskan dalam pengembangan lapangan sumur minyak tua menjadi wisata alam “geoheritage”, juga melibatkan Tim Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Yogyakarta.
Pelaksanaannya dengan pola “off road” memanfaatkan jeep dengan rute, antara lain dari sumah singgah ke lokasi sumur minyak tradisional, sumur angguk, dan kawasan hutan jati.
“Pengunjung di rumah singgah yang dilengkapi museum akan memperoleh penjelasan terkait wisata alam “geoheritage”,” jelas dia.
Pertamina EP, lanjut dia, dengan berbagai pihak sudah melakukan uji coba pengembangan wisata lapangan sumur minyak tradisional, melalui rute yang akan dijadikan objek wisata.
Ia juga menyampaikan nama lokasi objek wisata di lapangan sumur minyak peninggalan Belanda di daerah setempat yaitu “Little Texas”.
Pada kesempatan itu, Suyoto Bupati Bojonegoro meminta dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, karena adanya perubahan kultur dari mengambil sumber minyak, kemudian berubah menjadi melayani wisatawan.
“Masyarakat juga kita semua harus ramah dan siap dengan perubahan kultur, yang semula “buas” (mengambil minyak mentah), menjadi harus melayani wisatawan,” ucapnya, menegaskan.
Terkait pelaksanaannya, menurut dia, pemkab akan membuat ketentuan berupa Peraturan Bupati (Perbup), yang mengatur pengelolaan objek wisata lapangan sumur minyak tradisional.
“Perbup nantinya yang menjadi acuan dalam pengelolaan lapangan sumur minyak tradisional, sebagai objek wisata, sebab lokasi setempat merupakan kawasan sumur minyak,” tuturnya.
Ia juga menetapkan nama objek wisata alam “geoheritage”, menjadi Teksas, yang berarti “Tekad Selalu Aman dan Sejahtera”.
“Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sudah membentuk pengelolanya dari warga yang masuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) dari sejumlah desa,” jelas Agus, didampingi Amir Syahid Kepala Disbudpar Bojonegoro.(ant/iss/ipg)