Jumat, 31 Januari 2025

Wayan Sumerdana, The Real Iron Man asal Bali

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
I Wayan Sumerdana. Foto : Istimewa

Nama I Wayan Sumerdana atau biasa disapa Tawan, mendadak terkenal. Ribuan netizen baik dalam maupun luar negeri menjulukinya sebagai “The Real Iron Man” setelah dia mampu menciptakan sebuah robot tangan sederhana yang mampu membaca pikiran.

Ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Rabu (20/1/2016), pria 31 tahun asal Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem Bali ini menuturkan, robot tangan yang menjadikannya terkenal, hanya diciptakan tak lebih dari dua bulan. “Enam bulan lalu dokter memvonis saya stroke ringan. Tangan kiri saya lumpuh total dan saya bikin robot tangan ini,” kata Tawan.

Saat divonis lumpuh sebelah, Tawan sempat stres. Apalagi keluarganya masuk kategori tak mampu. Ni Nengah Sudartini, istrinya selama ini tidak bekerja, sedangkan tiga anaknya juga masih sangat kecil, yang pertama baru kelas 5 SD, satu lagi Taman Kanak-Kanak, dan yang bungsu saat ini masih bersekolah di Paud.

Selama ini, Tawan hanyalah pemulung yang lantas beralih profesi menjadi tukang las. Namun, pengetahuannya tentang elektronik yang dia dapat saat bersekolah di Sekolah Teknik Mesin (STM) Rekayasa, Denpasar, menjadikannya juga merangkap sebagai tukang service elektronik.

Lumpuh tangan di tengah kondisi ekonomi inilah yang menjadikan Tawan berusaha menciptakan sebuah alat bantu yang diharapkan mampu menggantikan fungsi tangan kirinya. Beberapa komputer bekas serta komponen sepeda motor lantas dia kumpulkan. Sebuah robot tangan lantas dia ciptakan dengan ukuran yang pas dengan kontur tangan kirinya.

Usai merakit robot tangan, Tawan lantas browsing dan menemukan alat penangkap sinyal elektromagnetik bernama EEG dari situs jual beli eBay.com. “EEG bisa menangkap sinyal-sinyal yang keluar dari kepala orang sehingga bisa ditangkap dan disalurkan ke motor penggerak yang ada di robot tangan,” ujarnya.

Menurut dia, otak memang mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil (mV) berjenis Gamma, Beta, Alpha, Tetha, dan Delta. Alat EEG yang ditempelkan di kepala inilah yang mampu menangkap sinyal dari otak yang lantas bisa diteruskan untuk menggerakkan robot tangan ciptaannya.

Tawan mengaku membeli EEG ini senilai Rp4,7 juta. “Saya sempat mencoba merakit dan menyambungkan EEG ke robot tangan hingga lima kali dan selalu gagal. Percobaan ke enam akhirnya berhasil,” ujarnya.

Meski belum sempurna, namun tangan robot ciptaan Tawan saat ini sudah mampu membantu tangan kirinya yang lumpuh untuk bergerak. Bahkan mengangkat beban juga bisa dilakukan.

Kini berkat robot tangan ciptaanya Tawan mulai kebanjiran tamu. Tak hanya wartawan, beberapa dosen dan ahli elektronik mendatangi rumahnya yang ada di balik perbukitan dan lembah Karangasem, Bali.

Tawan mengaku tak akan pelit ilmu. Setiap tamu yang ingin belajar, pasti akan dia ajarkan detail robot tangan ciptaannya. “Saya belum berfikir untuk mematenkan apalagi menjualnya. Tapi jika ada penderita lumpuh tangan atau kaki dan mereka tidak mampu, silakan ke sini akan saya ajarkan bagaimana membikin robot tangan,” kata dia. (fik)

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Jumat, 31 Januari 2025
28o
Kurs