Seorang pria berusia 61 tahun dinyatakan sebagai penderita pertama penularan Zika di Malaysia meninggal akibat komplikasi penyakit jantung, bukan karena virus berasal dari nyamuk itu, kata Kementerian Kesehatan, Sabtu (3/9/2016).
Kementerian tersebut sebelumnya menyatakan bahwa pasien itu sudah mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronis, batu ginjal, dan rematik sebelum mendapatkan perawatan kesehatan pada 30 Agustus.
Dia kemudian mengalami demam tiga hari sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut setelah mengalami demam semakin buruk, sakit otot, dan diare.
Pasien tersebut meninggal pada Sabtu akibat komplikasi akibat penyakit utamanya, jantung, kata Noor Hisham Abdullah Direktur Utama Kesehatan Malaysia kepada Reuters, dengan menambahkan bahwa pasien itu juga telah melakukan bedah “bypass” pada bulan lalu.
Pasian tersebut meninggal bukan karena Zika, yang biasanya gejalanya ringan, katanya.
“Hasil sepenuhnya pemeriksaan pada kasus kematiannya masih ditunggu,” kata Hisham, seperti dikutip Antara.
Pasien tersebut, yang sampel darah dan air seni telah diuji positif Zika, tidak melakukan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini dan mungkin terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi Zika, demikian keterangan Kementerian Kesehatan Malaysia dalam pernyataan sebelumnya di lamannya.
Itu penderita kedua Zika di Malaysia setelah pada Kamis terpastikan penderita pertama penularan Zika terhadap perempuan berusia 58 tahun, yang melakukan perjalanan ke Singapura.
Negara kota tersebut telah mengumumkan bahwa kasus pertama Zika terjadi pada Sabtu (29/8/2016) lalu dan jumlah yang didiagnosis infeksi tersebut terus meningkat dengan jumlah keseluruhan Sabtu ini mencapai 215 penderita.
Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan bawha sejak virus Zika terdeteksi di negaranya, jumlah kasus diperkirakan terus bertambah, khususnya jika tindakan pencegahan terhadap nyamuk Aedes tidak dilakukan secara serius oleh masyarakat, individu, dan instansi terkait lainnya.
Pihaknya mengawali tindakan pengendalian besar, termasuk mengeliminasi tempat-tempat pengembangbiakan Aedes. larva, dan pengasapan di wilayah permukiman dan tempat-tempat yang pernah dikunjungi pasien tersebut.
Infeksi Zika pada perempuan hamil menyebabkan mikrosefalus – cacat lahir yang parah di mana kepala bayi tidak sesuai ukuran – demikian pula otaknya tidak normal.
Hubungan antara Zika dan mikrosefalus pertama terjadi di Brazil pada tahun lalu yang telah mengonformasi lebih dari 1.800 kasus mikrosefalus.
Pada orang dewasa, infeksi Zika berkaitan dengan sindrom neurologi langka yang dikenal dengan Guillain-Barre, demikian juga dengan kekacauan neurologi lainnya.
Belum ada vaksin atau perawatan terhadap Zika yang merupakan saudara dekat demam berdarah dan chikungunya serta demam ringan, ruam, dan mata merah.
Diperkirakan, 80 persen masyarakat yang terinfeksi tidak memiliki gejala sehingga menyulitkan bagi perempuan hamil untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi atau tidak.(ant/iss)