Gerakan warga Surabaya menolak Risma ke Jakarta berlanjut. Warga Surabaya yang terdiri dari ibu-ibu, para pemuda, dan warga kampung lawas, menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Surabaya, Selasa (9/8/2016).
Ibu-ibu rumah tangga dan pengusaha perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Jawa Timur berunjuk rasa bersama pemuda Putra Surabaya (Pusura), dan warga Kampung Lawas Maspati.
Mereka yang berjumlah puluhan orang ini meminta Tri Rismaharini Walikota Surabaya tetap memimpin Kota Surabaya hingga lima tahun ke depan.
Poster-poster berbunyi: Bu Risma milik arek Suroboyo; Jangan jadikan Wali Kotaku Petugas Partai; juga Relawan Lingkungan Surabaya Tak Rela Bu Risma ke Jakarta, mereka bentangkan selama aksi.
Semula, sekitar pukul 10.00 WIB, mereka menggelar aksi di depan Gedung DPRD Kota Surabaya di Jalan Yos Sudarso. Orasi mereka lakukan bergiliran di depan gedung itu.
Kurang lebih setengah jam kemudian, mereka melanjutkan aksi ke Balai Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, berjalan kaki sambil meneriakkan yel-yel “Bu Risma siapa yang punya.”
Aciek Lutfianah Ketua Aliansi Perempuan Jawa Timur mengklaim, semua warga Surabaya pasti tidak rela kalau Risma ke Jakarta.
“Aksi ini datang dari hati Nurani rakyat Surabaya. Jadi, kalau ada warga yang mendorong Bu Risma ke Jakarta, mereka bukan warga Surabaya!” Kata Aciek.
Aciek juga menegaskan, sebagai warga Surabaya, Aliansi Perempuan Jawa Timur resah dengan adanya isu majunya Risma sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
“Kalau untuk Pilkada DKI Jakarta kami tidak mau, tapi kalau maju mencalonkan Presiden kami siap mendukung,” katanya.
Aciek mengatakan, Risma pernah berjanji kepada warga Surabaya untuk memimpin hingga lima tahun ke depan. Karena itu, hari ini mereka menagihnya.
“Kalau aspirasi kami ini tidak didengar, kami akan menggelar aksi yang lebih besar. Kami tidak punya kepentingan apapun, tidak dibayar dan bebas dari partai politik,” ujarnya.
Sementara, Zakaria Ansori Sekretaris Pusura menuntut agar Risma tidak dijadikan petugas partai yang harus menuruti kehendak partai pengusungnya.
“Bu Risma jadi wali kota itu karena rakyat, bukan partai. Kalau tetap memaksa ke Jakarta, kami akan menggugat,” ujarnya.
Dia mengatakan, Surabaya akan membara jika ada kehendak yang memaksa Risma ke Jakarta. Karena itu, dia berharap agar isu-isu yang berkembang tidak membuat masyarakat terprovokasi.
“Saya yakin Surabaya akan membara. Hati-hati dengan intrik politik. Supaya tetap aman, kami akan terus berkoordinasi antar kampung,” jelasnya.
Di Balai Kota, Hendro Gunawan Sekretaris Kota Surabaya menemui para pengunjuk rasa. Dia menegaskan, Walikota Surabaya tetap bekerja seperti biasa.
“Kira-kira Bu Wali sek nyambut gawe enggak? (Kira-kira Bu Wali Kota tetap bekerja tidak?) Sampai sekarang Bu Wali tidak pernah ambil cuti apalagi membolos. Nanti akan saya sampaikan ke Bu Wali,” katanya kepada puluhan pengunjuk rasa.
Perlu diketahui, sebelumnya warga Surabaya juga menggelar penandatanganan petisi menolak Risma ke Jakarta, di car free day, Minggu (6/8/2016).
Sandy Setiawan Ketua Komunitas Love Suroboyo yang menggelar petisi itu memperkirakan, ada lebih dari lima ribu orang menandatangani petisi tersebut.(den/dwi)