Kelompok Usaha Bersama Mampu Jaya siapkan sepatu edisi khusus UN Habitat III 2016. Sepatu bermotif batik ini, sengaja mereka desain khusus sehingga bisa menjadi oleh-oleh para delegasi.
“Kita sudah siapkan edisi khusus UN Habitat,” kata Atik Trianingsih, koordinator KUB Maju Jaya ketika ditemui suarasurabaya.net, Rabu (20/7/2016).
Menurut Atik, sepatu edisi khusus ini tetap akan berbahan dasar kulit sehingga awet dan enak dipakai.
Sepatu edisi khusus ini, rencananya juga akan diberikan pada delegasi UN Habitat yang rencananya akan berkunjung ke KUB Mampu Jaya yang ada di kompleks Gang Dolly, Kupang Gunung Timur 1, Surabaya.
“Kita dipercaya sebagai tempat kunjungan para tamu luar negeri karena dinilai mampu berdaya dan survive setelah penutupan lokalisasi,” ujarnya.
KUB Mampu Jaya sendiri merupakan kelompok warga yang didirikan sesaat setelah kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak resmi ditutup pada 2014 silam.
Pendirian KUB ini awalnya didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya dan Kementerian Sosial. Saat itu, sebanyak 30 warga terdampak penutupan lokalisasi lantas dikumpulkan dan diberikan pelatihan membuat sepatu, sandal dan tas.
“Kami juga diberikan biaya pelatihan untuk modal awal pendirian usaha ini,” ujarnya.
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar, sebanyak 30 warga yang sempat mengikuti pelatihan ini, lantas menularkan kemampuannya ke para tetangga lainnya.
Mereka lantas saling berjejaring, ada yang fokus memotong kulit, kemudian ada yang menjahit, serta ada yang bagian melakukan pengeleman.
Hasilnya, KUB Maju Jaya kini bisa mandiri dan mampu menghidupi para anggotanya dari omset berjualan sepatu dan sandal. “Masyarakat sekitar sangat senang karena mereka dapat uang Rp20 ribu untuk memotong satu bahan sepatu, padahal setiap hari rata-rata bisa memotong bahan hingga 10 buah,” ujarnya.
Produksi sepatu dan sandal KUB Maju Jaya tak hanya dipasarkan di Surabaya melainkan juga di beberapa jejaring yang mereka miliki. Bahkan saat ini, mereka juga mencoba memasarkan produknya di kawasan Jayapura, khususnya di sekitar lokalisasi yang ada di Jayapura.
“Lokasi di Jayapura kami kirimi contoh, kan banyak keluarga dari sini yang jadi mucikari di sana, mereka cukup senang dan bisa menjualkan juga sepatu dan sandal dari dolly,” ujar Atik. (fik/ipg)