Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jawa Timur menyambut baik tawaran kerjasama yang dilakukan Pemerintah Prancis. Kerjasama yang ditawarkan meliputi bidang pengembangan tata kota, penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah, serta pengembangan kemaritiman.
“Kerjasama ini cukup penting dan bisa menjadi pertimbangan pembangunan Jatim kedepannya. Selain itu melalui kerjasama ini diharapkan hubungan antara Jatim dengan Perancis akan makin meningkat,” kata Gus Ipul usai menerima audiensi H.E Charles Henri Brosseau, Wakil Duta Besar Prancis, di Kantor Gubernur Jawa Timur, Jumat (16/12/2016).
Menurut Gus Ipul, kerjasama ini penting segera ditingkatkan karena berdasarkan data yang ada, Neraca Perdagangan Jawa Timur ke Prancis selama tahun 2012–2016 senantiasa menunjukkan defisit bagi Jawa Timur. Bahkan sesuai data statistik penurunannya mencapai 20 persen, dan jika dilihat dari rangking pada dua tahun lalu, Prancis masuk peringkat 20 sedangkan sekarang rangking 24.
“Defisit neraca perdagangan ini menjadi perhatian serius bagi kami yang berada di pemerintahan. Walaupun nilai ekspor dan impor Jatim ke Prancis tidak sebanyak dengan negara lain seperti Amerika, Brazil, Korea Selatan, ataupun China, namun kita upayakan jangan sampai nilai dagangnya semakin turun,” kata dia.
Menurut dia, beberapa komoditi utama ekspor non migas Jawa Timur ke Prancis yakni perabot, penerangan rumah, alas kaki, mesin listrik, ikan, udang, kertas dan barang-baang dari kayu. Sedangkan komoditi impor non migas dari Perancis diantaranya gandum, susu, mentega, bubur kayu atau pulp, dan berbagai makanan olahan.
“Sebagai negara besar di Eropa saya harap kerjasama lebih mendalam bisa dilakukan baik di bidang ekonomi, sosial budaya. Khususnya di bidang pendidikan akan lebih difokuskan berbasis vokasional atau keterampilan supaya SDM kita memiliki nilai tambah,” kata dia.
Menurut Gus Ipul, Jawa Timur saat ini memiliki banyak hubungan baik dengan banyak negara, dan tidak sedikit yang menempatkan perwakilannya karena menganggap Jawa Timur adalah mencakup Indonesia Timur. Saat ini sudah ada tiga negara yang memiliki Konsulat Jenderal di Surabaya yakni Amerika, Jepang dan China, dan 19 negara yang memliki Konsul Kehormatan di Jawa Timur.
Pada kesempatan ini Pemerintah Jawa Timur juga menyambut baik rencana penempatan Konsul Kehormatan Prancis di Surabaya. “Melalui Konsul Kehormatan yang baru ini, saya harapkan bisa menjembatani hubungan antara Jatim dan Prancis,” kata dia.
Sementara itu, H.E Charles Henri Brosseau, Wakil Duta Besar Prancis di Jakarta mengatakan, Jawa Timur khususnya Surabaya merupakan kota yang sangat penting di Indonesia. Karenanya Prancis menginginkan untuk memperat hubungan dengan Jawa Timur sebab kemajuan dan pengembangan ekonomi di Jawa Timur cukup baik. Selain itu Perancis juga memiliki program pengembangan City Of Tomorrow untuk Kota Surabaya.
“Kami juga akan merayakan kerjasama budaya yang terbina sudah cukup lama dengan Jatim di Surabaya yang memasuki usia ke 50 tahun. Tepatnya pada tanggal 30 Januari 2017 kami akan memamerkan berbagai teknologi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan di Prancis,” kata dia.
Dalam kesempatan ini Charles mengaku terkesan dengan kenyamanan Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur. “Ini bukan pujian, tapi saya betul-betul merasakan bahwa suasana di sini jauh lebih nyaman dibandingkan Jakarta,” ujarnya. (fik/ipg)