Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur menutup pameran internasional bertajuk “The Big Bad Wolf Book Sale” yang menyediakan dua juta eksemplar buku di Surabaya, Senin (31/10/2016) malam.
“Pameran ini adalah terbesar sejak gedung JX Internasional yang menjadi lokasi acara berdiri karena buka 24 nonstop,” ujarnya kepada wartawan di sela penutupan seperti dilansir Antara
Pameran berlangsung pada 20-31 Oktober 2016 dan buka selama 278 jam nonstop dengan menyediakan buku-buku lebih dari 50 ribu judul dari sejumlah penerbit ternama.
Menurut dia, digelarnya pameran buku menjadi bagian dari pengembangan literasi sekaligus mampu mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih berkualitas.
Buku sebagai sumber ilmu, kata dia, mempengaruhi SDM semakin cerdas dan bermanfaat dengan ilmu-ilmu pengetahuan serta teknologi yang bisa dipelajari.
“Adanya pameran buku ini turut menjadi bagian mencerdaskan anak bangsa dan kegiatan semacam ini tak boleh berhenti sekali ini saja,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana meminta kembali penyelenggara menggelar pameran serupa dalam rangka HUT ke-72 provinsi setempat.
Tidak itu saja, pameran buku dipastikan berpengaruh positif terhadap ekonomi kerakyatan, mulai dari pemanfaatan SDM membantu proses penyelenggaraan, bisnis kuliner hingga jasa parkir di sekitar lokasi gedung.
Sementara itu, Presiden Direktur PT. Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi selaku penyelenggara mengatakan hingga beberapa jam menjelang penutupan, total pengunjung mencapai angka lebih dari 250 ribu orang.
“Kalau sampai malam ini diperkirakan mencapai 270 ribu pengunjung. Meski tidak sampai melebihi Jakarta yang didatangi lebih dari 350 ribu orang, tapi di Surabaya merupakan angka fantastis karena baru pertama kali,” katanya.
Tujuan digelarnya pameran ini, lanjut dia, menggairahkan kembali minat baca masyarakat Indonesia sekaligus lebih mencintai buku karena merupakan “jendela dunia” dan mencerdaskan bangsa.
“Apalagi sesuai data yang kami terima, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara di dunia yang memiliki daftar literatur dalam tingkat minat bacanya. Ini tentu harus diperbaiki,” katanya.
Pada penyelenggaraan pameran dengan potongan harga hingga 80 persen tersebut, buku-buku yang paling laris dibeli adalah tentang anak-anak, desain dan hobi. (ant/dwi)