Willem Rampangilei Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, kerugian dan kerusakan akibat gempa Aceh 6 Desember 2016 lalu adalah Rp 1,96 triliun.
“Untuk kerugian dan kerusakan akibat gempa Aceh ini total adalah Rp 1,96 triliun. Jadi assesment yang dilakukan itu kerugian dan kerusakan sebesar Rp 1,96 triliun,” ujar Willem dalam konferensi Pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (22/12/2016).
Sedangkan untuk kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi membutuhkan biaya Rp 1,56 triliun.
“Lalu untuk kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi total semua Rp 1,59 triliun. Jadi kalau ditotal jumlah semuanya seperti kerugian, kerusakan, rehabilitasi dan rekonstruksi adalah sekitar Rp 3,5 triliun,” kata dia.
Kalau melihat kerugian dan kerusakan ini, maka, menurut Willem, ke depan, upaya pengurangan risiko bencana menjadi sangat penting, dan itu sudah dilakukan oleh pemerintah karena pengurangan resiko bencana sudah diutamakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN).
Kata dia, dengan berakhirnya status tanggap darurat, maka dilanjutkan dengan status transisi darurat yang dimulai 21 Desember dan berakhir 20 Maret 2017.
Setelah tanggap darurat, kata Willem, yang dilakukan pemerintah adalah memaksimalkan pelayanan umum.
“Kita tahu, dampak bencana telah menimbulkan kerusakan fasilitas sosial maupun fasilitas umum yaitu sekolah, rumah sakit dan rumah-rumah ibadah. Dan semua Alhamdulillah sudah di assesment, diverifikasi dan sudah di SK kan oleh bupati, sehingga kita nanti bisa melaksanakan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Willem.
Dia menjelaskan, pemerintah juga telah menyediakan fasilitas yang bersifat darurat dan temporer. Untuk sekolah BNPB telah memasang tenda-tenda untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut dan PU juga sedang menyiapkan kelas-kelas sementara atau kelas-kelas darurat dimana pembangunannya membutuhkan waktu satu sampai dua bulan.
“Sedangkan bangunan sekolahnya kami targetkan sampai dengan akhir tahun 2017, dan Insya Allah dalam waktu 6 bulan bisa dimanfaatkan. Begitu juga dengan rumah sakit dan tempat-tempat ibadah,” ujar dia.
Selain itu, menurut Willem. Presiden juga meminta mempercepat rehabilitasi rekonstruksi, sehingga pelayanan umum kepada masyarakat segera pulih, normal, lalu masyarakat yang terkena dampak akibat bencana tidak berlama-lama tinggal di penghunian tempat-tempat pengungsian.
“Target rehabilitasi dan rekonstruksi harus selesai pada akhir tahun 2017, maksimal 2018, karena untuk bangunan-bangunan yang besar tidak mungkin diselesaikan dalam waktu satu tahun,” kata dia.(faz/ipg)