Pintu masuk tol Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) sudah terlihat mulai ramai pada libur panjang Hari Raya Idul Adha. Rata-rata didominasi kendaraan roda dua yang dari arah Surabaya yang masuk ke Madura.
Masyarakat memanfaatkan libur panjang untuk melakukan toron atau mudik. Dalam istilah toron, masyarakat Madura yang hidupnya merantau di luar tempat tinggalnya pulang kembali ke kampung halaman.
Mereka berkumpul, bersilahturami dengan keluarga yang sudah menunggu di kampung halamannya untuk merayakan Hari Raya Idul Adha. Masyarakat Madura lebih memilih toron pada hari raya Idul Adha, dibandingkan Idul Fitri.
Seperti yang dikatakan Fauziah, perempuan yang tinggal di Ampel Sawahan asal Tanah Merah, Madura ini mengaku, kalau memilih toron di Idul Adha, karena untuk menambah keakraban dan mempererat tali silaturrahmi baik dengan keluarga maupun tetangga. “Biasanya selesai shalat Id ada tradisi yang namanya Ter Ater,” kata Fauziah.
Tradisi Ter Ater ini, kata Fauziah, untuk mengantarkan masakan khas Madura berisikan kue ke tetangga. Dan, yang mengantarkan atau mengirim makanan adalah anak-anak.
“Dengan Ter Ater ini bisa menjadikan silahturahmi makin erat. Jadi kalau tidak pulang kampung halaman saat lebaran Hari Raya Idul Adha seperti kurang lengkap. Karena tidak bisa berkumpul dengan keluarga dan para tetangga di kampung halaman,” ujar dia. (bry/dwi)