Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan air Bengawan Solo di daerah itu pada Jumat (12/2/2016) pukul 06.00 WIB mencapai ketinggian 13,00 meter atau Siaga I.
“Bojonegoro mulai masuk siaga banjir, sejak pagi ini,” kata Mucharom Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jumat (12/2/2016) seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan kenaikan ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, disebabkan pasokan berlimpah air dari daerah hulu di Jawa Tengah. Padahal, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, yang sempat menimbulkan luapan di daerah hilir, berangsur-angsur surut di bawah siaga banjir.
“Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, dua hari lalu, statusnya sempat Siaga III Merah,” ujar dia.
Selain itu, lanjutnya, naiknya air Bengawan Solo di Bojonegoro juga memperoleh pasokan air dari Ngawi, akibat hujan deras di Madiun dan sekitarnya.
“Ketinggian air masih akan terus merangkak naik dalam beberapa jam ke depan karena ada pasokan air dari daerah hulu Jawa Tengah dan Ngawi,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia meminta tim penanggulangan bencana di sepanjang daerah hilir, Jawa Timur, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik, tetap waspada.
“Sepanjang hari ini tidak ada tambahan air hujan kenaikan Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, tidak terlalu tinggi,” ucapnya.
Sesuai data, ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir, mulai Babat, Plangwot/Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, statusnya Siaga I, dengan ketinggian masing-masing 7,21 meter, 4,92 meter,3,70 meter dan 1,58 meter.
Andik Sudjarwo Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyatakan sudah menyediakan bebagai kebutuhan, dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo di daerahnya.
Data di BPBD, banjir luapan Bengawan Solo yang baru saja terjadi telah merendam 40 desa yang tersebar di 10 kecamatan, dengan ketinggian pada papan duga di Bojonegoro tertinggi 14,80 meter (Siaga II). (ant/dwi/rst)