Selama lima tahun melakukan pendampingan, Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) berhasil membangun dua juta sambungan air bersih serta 250 sanitasi di beberapa wilayah di Indonesia.
Program IUWASH sendiri merupakan partisipasi dari United States Agency for International Development (USAID) yang fokus membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di 12 kabupaten/kota di Jawa Timur serta di Sulawesi Selatan.
“Program awal ini sudah purna, tapi ke depan masih akan kami lanjutkan dengan program yang hampir sama,” kata Heather Agnes, Deputy Director of USAID Indonesia, di sela-sela lokakarya purna program IUWASH di Hotel Bumi, Surabaya, Kamis (3/3/2016).
Untuk program lanjutan, USAID berencana membangun lagi 500 ribu sambungan air bersih dan 500 ribu untuk sanitasi dengan sasaran masih untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah.
Sementara itu, Nugroho Tri Utomo, Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas mengatakan, program IUWASH harus menjadi pengungkit bagi daerah sehingga secara mandiri bisa meningkatkan kesadaran pentingnya sanitasi dan ketersediaan air bersih.
“Saat ini tinggal Indonesia dan India yang masih mengalami masalah dengan sanitasi dan air bersih,” kata Nugroho.
Namun, pemerintah saat ini telah menargetkan hingga tahun 2019, seluruh masyarakat harus terlayani air bersih dan memiliki akses sanitasi yang baik.
Khusus air bersih, pemerintah pusat juga mendorong pengelolaan PDAM lebih baik. “Saat ini komposisi PDAM yang dikelola dengan baik baru 50 persen. Kami optimis ke depan seluruh PDAM bisa dikelola lebih profesional dan lebih baik lagi,” ujarnya.
Memang ada beberapa kendala yang saat ini dialami PDAM diantaranya masih banyaknya PDAM yang memiliki pelanggan di bawah 10 ribu sehingga masih banyak PDAM yang kesulitan keuangan. (fik/dwi)
Teks Foto :
– (tengah) Nugroho Tri Utomo, Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas, diapit perwakilan USAID ketika menjelaskan problem air bersih dan sanitasi, Kamis (3/3/2016).
Foto : Taufik suarasurabaya.net