Jumat, 22 November 2024

Tim Sapu Angin ITS Menang Lagi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tim Sapu Angin ITS usai mengikuti lomba. Foto: Antaranews.com

Tim Sapu Angin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi dalam ajang Shell Eco Marathon Asia 2016 di Filipina, pada kategori kendaraan Urban Concept berbahan bakar diesel.

Prestasi untuk keenam kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2010 ini mencatatkan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa.

Tim Sapu Angin ITS untuk kali pertama akan diundang ke London bertanding melawan para juara dari benua Eropa dan Amerika dalam SEM Europe dan World Class Driver Competition.

Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD., Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, menyampaikan bahwa kemenangan tim ITS kali ini memang sangat luar biasa dan dramatis.

“Kemenangan tim ITS kali ini sangat dramatis, karena sempat ada insiden pada race kedua, di mana saat itu tim ITS mencapai 301 km per liter. Capaian ini melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa,” ujar Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD.

Saat itulah panitia dari perwakilan Eropa, lanjut Bambang Pramujati menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal. Padahal sepengetahuan anggota tim, persyaratan hanya pada ukuran ban dengan diamater 1,6 meter.

Disinyalir ulah perwakilan Eropa itu karena rekor Eropa sudah dilampaui oleh Tim Sapu Angin ITS. Sehingga mereka meminta ban harus diganti dengan ban biasa, dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.

“Anak-anak saat itu sempat putus semangat dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Anak-anak sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, bahkan sempat terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk memboikot. Tapi karena kebesaran hati anak-anak, mereka memenuhi permintaan untuk mengulang sejak awal serangkaian lomba,” kata Bambang.

Ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance, dan itu tidak melanggar ketentuan lomba karena persyaratannya hanya pada layak digunakan untuk berkendara di jalan (road worthy).

“Seorang staf dari satu diantara perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka yang digunakan pada kejuaraan dunia mobil surya di Australia juga harus dinyatakan ilegal,” kata Bambang.

Akhirnya, lanjut Bambang, atas komitmen dan kompetensi tim, catatan terakhir tim Sapu Angin ITS berhasil di angka 250 km per liter dan tetap terbaik pertama, jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.

“Kami sangat yakin sangkar tidak akan mengubah Rajawali menjadi Merpati,” ujar Bambang seperti dilansir dalam siaran persnya untuk suarasurabaya.net, Senin (7/3/2016).

Menurut rencana, Tim Sapu Angin ITS, Selasa (8/3/2016) bakal tiba di Surabaya pukul 09.30, dan sebelum diterima oleh Rektor ITS, tim bersama piala yang diperolehnya akan diarak terlebih dahulu keliling Kota Surabaya.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs