Sampai Kamis (8/12/2016) pagi ini, Tim SAR gabungan sudah mengevakuasi 102 korban meninggal akibat gempa bumi di Aceh. Dari jumlah itu, baru 85 yang sudah teridentifikasi.
Kemudian, diketahui ada 1 orang yang hilang, 136 orang luka berat, 616 orang luka ringan, dan 3.276 orang yang harus mengungsi.
“Data itu kami dapatkan pukul 6 pagi tadi. Setiap kami dapat data, pasti langsung kami kroscek kepada BPBD,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (8/12/2016), di Jakarta.
Soal data, Sutopo mengutarakan adanya permasalahan validitas. Makanya BNPB akan melakukan rapat koordinasi dengan Basarnas, TNI, Polri, BPBD dan sejumlah kementerian, untuk menyamakan data.
“Data bencana bukan soal cepet-cepetan, tapi mana yang betul-betul valid,” ujarnya.
Menurut Sutopo, masih ada kemungkinan jumlah korban bertambah, karena masih belum semua lokasi bisa dievakuasi.
Dia menambahkan, beberapa lokasi sulit dijangkau menggunakan alat berat. Dan, ada kendala evakuasi di malam hari, karena terputusnya aliran listrik.
Jadi, sementara ini proses evakuasi dilakukan secara manual, dari pagi sampai sore, oleh Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polri, TNI dan unsur lainnya.
Sekadar diketahui, proses evakuasi dalam masa tanggap darurat ini, juga melibatkan tim ahli dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, untuk melakukan kaji cepat menggunakan satelit.
Selain itu, Tim SAR memanfaatkan life detector. Alat yang bisa mendeteksi perangkat ponsel dalam radius 100 meter di sekitar reruntuhan bangunan, dan menggunakan infra merah untuk mendeteksi suhu tubuh. (rid/dwi/ipg)