Saiful Rachman Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur telah melakukan pemantauan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di beberapa sekolah Negeri di Surabaya, Senin(18/7/2016).
Salah satunya di lingkungan kompleks SMA Negeri Surabaya Jalan Wijaya Kusuma yang terdiri dari SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 5, dan SMA Negeri 9.
Di hadapan ratusan anak didik baru di SMA Negeri 9 Surabaya, Saiful menegaskan, tahun ini adalah perubahan masa orientasi siswa.
“Kalau sebelumnya orientasi siswa dilakukan oleh siswa senior, tahun ini yang mengurus adalah guru-guru, dibantu kakak senior yang masih aktif,” katanya.
Saiful menegaskan, di SMA Negeri 9 sudah tidak tampak ada atribut-atribut yang aneh khas perpeloncoan di masa orientasi siswa (MOS).
MOS yang telah berganti nama menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sesuai Permendikbud 18/2016 tentang PLS, kini sifatnya hanya mengenalkan program-program sekolah.
“Peserta didik baru kelas X SMA Negeri 9 ini sudah mengikuti pengenalan dibimbing langsung oleh guru dan kakak-kakak seniornya. Tidak ada atribut yang aneh-aneh seperti dulu,” ujarnya.
Saiful mengatakan, orang tua atau wali murid yang mengantarkan anaknya bervariasi. Hanya mengantar sampai di pintu gerbang saja, atau turut mengikuti pengenalan program sekolah.
“Saya juga dapat informasi, ada sekolah yang mengajak orang tua turut mengikuti upacara. Variasinya seperti itu,” katanya.
Saiful memastikan kegiatan Pengenalansekolah di Jawa Timur aman terkendali. Belum ada laporan masih ada sekolah yang menerapkan perpeloncoan.
Sementara, Mochamad Shadali Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Surabaya mengatakan, ada 324 siswa yang mengikuti orientasi.
Imbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga telah dilaksanakan. Dengan tujuan anak didiknya merasa betah dan nyaman hingga tiga tahun kedepan.
“Semua imbauan dari Kemendikbud sudah kami laksanakan. Hari ini sudah kami kumpulkan semua wali murid, kami kenalkan program sekolah. Kami berupaya, bagaimana anak-anak baru ini krasan dan nyaman. Kalau sudah nyaman pasti bisa lulus sampai 3 tahun,” katanya. (den/bid)