Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur mengaku terpaksa mengikuti pemerintah untuk menurunkan tarif karena takut mengalami perundungan (bully) di media sosial.
“Kalau kita ndak turun kita di-bully, di medsos pasti kalau kita ndak turun di-bully. Ya kita turun sajalah,” kata Mustofa, Ketua Organda Jawa Timur usai mengikuti rapat koordinasi penyesuaian tarif di Kantor Dinas Perhubungan Jawa Timur
Perundungan di media sosial, kata Mustofa, saat ini memang sedang menggejala sehingga apapun yang dilakukan Organda jika tidak menyesuaikan keinginan masyarakat pasti akan terkena bullying.
Mustofa juga mengatakan, penurunan premium sebesar Rp500 atau 9,7 persen sebenarnya tidak mempengaruhi pendapatan para pemilik bus. Apalagi, saat ini harga spare part serta ban bus mengalami kenaikan hingga 150 persen.
“Jadi premium turun itu kita sebenarnya tidak diuntungkan. Tapi demi masyarakat ya sudahlah kita semua sudah sepakat tarif akan kita turunkan,” kata Mustofa.
Sekadar diketahui, Dinas Perhubungan Jawa Timur saat ini telah menetapkan penurunan tarif angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebesar 3,3 hingga 3,8 persen atau sebesar Rp500-Rp1.500 perpenumpang.
Penurunan tarif ini merupakan hasil kesepakatan antara Dinas Perhubungan, Organda serta seluruh pemilik bus yang ada di Jawa Timur. (fik/ipg)