Senin, 25 November 2024

Tahun Depan Delegasi Cross Culture Festival dari Luar Negeri Lebih Banyak

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Jadwal Surabaya Cross Culture Internatioanal 2016

Heri Lentho Seniman Jawa Timur yang menjadi Manajer Panggung Surabaya Cross Culture Festival (SCCF) 2016 mengatakan, acara tahun ini memang lebih banyak mendapat atensi dari seniman berbagai negara.

Kalau di tahun sebelumnya, Surabaya Cross Culture Festival 2016 hanya diikuti seniman dari Sister City Surabaya, seperti Busan (Korea Selatan) atau Xianmen (Tiongkok), kali ini juga diikuti oleh seniman negara lain.

Ini karena untuk SCCF kali ini, Pemkot Surabaya mendapat dukungan dari The International Council of Organizations for Folklore Festivals and Traditional Arts (CIOFF).

Para delegasi seniman dari berbagai negara ini adalah grup seni yang telah tergabung dalam CIOFF, organisasi di bawah Unicef, PBB. Menurut Heri, setiap tahunnya mereka melakukan tur ke berbagai negara.

“Sebenarnya ini kesempatan bagi dunia seni kita, kalau mau mengundang. Karena sebetulnya setiap tahun mereka (grup seniman anggota CIOFF) ada tur keliling ke negara-negara, termasuk di Indonesia,” katanya kepada suarasurabaya.net, Minggu (14/8/2016) pagi.

Para grup seni folklor itu, kata Heri, sebelum ke Surabaya sudah ke Kutai Kartanegara. Penyelenggara Surabaya Cross Culture Festival, dalam hal ini Pemkot Surabaya, tinggal memboyongnya ke Surabaya.

Heri meyakini, Cross Culture Festival di tahun yang akan datang dihadiri oleh lebih banyak lagi seniman dari berbagai negara. “Karena programnya sudah ada. Tinggal bagaimana kemampuan Pemkot mengundang berapa orang,” katanya.

Selain itu, para seniman yang tergabung dalam CIOFF ini, kata Heri juga sangat ingin datang ke Indonesia. Bahkan mungkin akan lebih sering datang ke Indonesia.

“Karena mereka ini, selain mempromosikan kesenian daerah masing-masing, juga mempelajari folklor yang ada dimiliki Indonesia, termasuk Surabaya. Saya yakin tahun depan lebih banyak,” ujarnya.

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, pada kesempatan berbeda mengungkapkan alasan Cross Culture Festival diadakan di depan monumen Bambu Runcing, Minggu pagi tadi.

“Supaya Bambu Runcing sebagai simbol perjuangan Surabaya akan dikenal juga secara luas,” ujarnya di Balai Kota, Minggu siang.

Selain di Monumen Bambu Runcing, para seniman dari berbagai negara ini juga akan menampilkan tariannya di beberapa ruang publik di Surabaya. Antara lain di Taman Bungkul, Taman Jayengrono, juga di beberapa plaza di Surabaya.

Selain itu, para seniman ini juga akan mengikuti beberapa acara workshop yang rencananya akan berlangsung hingga 18 Agustus 2016 mendatang.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs