Selasa, 26 November 2024

TNI akan Tindak Tegas Demo Anarkis dan Radikal

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Jenderal Gatot Nurmantyo Panglima TNI di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Jenderal Gatot Nurmantyo Panglima TNI minta pada pasukannya untuk tidak ragu menghadapi aksi demonstrasi yang anarkis dan radikal.

Karena, kata Panglima, TNI wajib melindungi rakyat yang akan terkena dampak akibat aksi anarkis dan radikal tersebut.

“Selanjutnya, apabila demonstrasi ini meningkat menjadi anarkis bahkan radikal, maka yang Kamu lindungi adalah rakyat Indonesia. Jangan sampai terkena dampak dari anarkis tersebut,” ujar Gatot saat Apel Kesiapsiagaan Pengamanan tahap kampanye dalam rangka Pilkada Serentak 2017 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016).

Dia menegaskan, kalau yang melakukan demo hanya sebagian kecil, karena sebenarnya yang tidak berdemo adalah lebih besar, sehingga TNI harus melindungi rakyat.

“Saya pastikan, yang demo adalah sebagian kecil, tapi yang tidak berdemo lebih besar. Tugasmu adalah itu (melindungi rakyat yang tidak ber demo),” kata dia.

Gatot mengingatkan kepada prajuritnya kalau Joko Widodo Presiden telah memerintahkan kepada TNI sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia.

“Ingat, presiden sebagai Panglima tertinggi TNI, memerintahkan TNI adalah sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. Selanjutnya TNI adalah satu yaitu Tentara Nasional. Yang berdiri tegak di semua golongan. TNI harus menjaga kebhinnekatunggalikaan karena itu Indonesia bisa menjadi negara majemuk yang kuat dan solid,” ujar Panglima TNI.

Untuk itu, menurut Gatot, TNI sebagai alat negara tidak akan mentolerir gerakan-gerakan yang ingin memecah belah bangsa, mengadu domba bangsa dengan provokasi dan politisasi SARA. TNI akan menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

“Dan presiden juga mengingatkan, bahwa TNI harus memegang teguh jati diri, sebagai tentaranya rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional,” kata dia.

Kata Gatot, TNI dan Polri harus bersama-sama menjaga agar demonstran bisa tenang, aman, nyaman, tidak ada gangguan dari manapun juga dalam menyampaikan aspirasinya.

Panglima TNI juga menjamin pasukannya tidak akan dipenjara karena menjalankan perintah atau komando dalam menindak aksi anrkhis.

“Kalau kamu melakukan sesuai prosedur, karena ini perintah komando, saya yakin, kamu tidak akan dipenjarakan karena kau hanyalah sebagai saksi. Dalam perintah komando, yang bertanggung jawab panglima TNI yang memberikan perintah,” ujar Gatot.

Lebih lanjut Gatot menjelaskan kalau tugas TNI dan Polri ini merupakan tugas mulia karena melaksanakan tugas untuk menjaga agar masyarakat yang sedang melaksanakan pesta demokrasi bisa berjalan aman, tenteram dan damai untuk memilih pemimpin di daerah-daerahnya masing-masing.

“Untuk itu saya ingatkan bahwa TNI dan Polri adalah satu dalam menjaga bangsa Indonesia yang sat ini bersama-sama sedang membangun bukan hanya Jawa tetapi juga di seluruh pelosok-pelosok,” kata dia.

Gatot mengingatkan kepada para prajurit TNI untuk merekatkan dan bergandengan tangan bersama-sama (dengan Polri), melakukan tugas dengan tulus dan ikhlas untuk mewujudkan rasa aman dan tenteram di masyarakat.

“Tugas kalian adalah seperti yang disampaikan pak Kapolri, kalau ada demonstrasi, tugas kalian adalah mengamankan agar demonstrasi berjalan dengan tertib dan aman dari awal sampai akhir bisa menyampaikan aspirasinya dan melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang disampaikan oleh Kapolri tadi,” ujar Gatot.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
34o
Kurs