Pemerintah menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta wisatawan nusantara (wisnus) pada 2019 mendatang. Wisata minat khusus di Indonesia menjadi satu diantara jenis objek wisata yang menjadi andalan untuk menarik wisatawan nusantara.
Arum Damarintyas Kasubid Pengembangan Sadar Wisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengatakan, Kemenpar sedang mendukung pengembangan daya tarik Situs Wali Songo di Provinsi Jawa Timur yang menjadi warisan budaya berbasis Islam serta merepresentasikan keberagaman budaya dan toleransi antar umat beragama di Indonesia.
“Kemenpar saat ini mengharapkan destinasi wisata minat khusus seperti wisata ziarah mampu menarik 18 juta wisatawan nusantara atau sekitar 15 persen dari target wisatawan nusantara pada 2019 nanti, salah satunya situs Wali Songo. Situs ini tersebar di delapan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,” katanya kepada wartawan di Taman Bungkul Surabaya, Jumat (29/4/2016).
Sebagai bagian dari Gerakan Nasional Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona program Kemenpar, sebuah giat bersih kampanye Sadar Wisata dan penguatan nilai-nilai Sapta Pesona diadakan di Taman Bungkul. Alasannya, Taman Bungkul menjadi salah satu wisata ziarah seperti disebut di atas.
“Ada tujuh unsur sapta pesona. Yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan. Nah kegiatan kali ini berupaya untuk mendorong unsur-unsur itu terpenuhi di salah satu destinasi wisata ziarah di Surabaya ini,” ujar Arum.
Wiwik Widayati, Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya mengatakan Surabaya menjadi salah satu destinasi wisata ziarah karena Surabaya dikenal sebagai awal perjalanan Wali Songo. Karena objek wisata sudah ada, Wiwik mengatakan, saat ini Pemkot Surabaya hanya mengembangkan track-nya saja.
“Ini upaya dari Kementerian untuk menjadikan tempat yang menjadi salah satu perjalanan syiar wali songo ini memiliki unsur sapta pesona. Sehingga target dari kementerian itu bisa tercapai,” katanya kepada wartawan pada kesempatan yang sama.
Wiwik mengatakan, beberapa unsur sapta pesona yang paling penting diterapkan di objek-objek wisata di Surabaya adalah kebersihan. Selain itu, dia juga menyebutkan pemenuhan fasilitas informasi di objek wisata yang ada.
“Misalnya taman bungkul. Ada papan informasi yang menyatakan, “Taman Bungkul dibuka setiap hari.” Lalu zonasinya, ada disebutkan “di belakang taman ada Makam Mbah Bungkul,” seperti itu. Soal keamanan juga, adanya cctv dan sebagainya,” katanya.
Tidak hanya di Taman Bungkul, ikon wisata ziarah di Surabaya adalah Makam Sunan Ampel yang berada di belakang Masjid Ampel, Surabaya. Pemkot Surabaya, Wiwik menyatakan, juga akan memfokuskan pengembangan dan penerapan sapta pesona di destinasi wisata tersebut.
Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Surabaya, pada 2015 ada sebanyak 18 juta wisatawan nusantara yang berkunjung ke Surabaya. Sedangkan wisatawan mancanegara yang datang ke Surabaya sebanyak 725 orang.
“Biasanya naik 10 persen. Untuk wisatawan mancanegara, kita menargetkan kenaikan sampai satu juta wisman yang datang ke Surabaya,” ujarnya. (den)