![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/02/meninggal-mendadak-170x110.jpeg)
Senin (20/6/2016) pagi, sekitar pukul 10.15 WIB, air sungai di Simo Pomahan mendadak berwarna biru tua. Fenomena ini terekam kamera milik Marsidi, yang dikirimkan ke e100 fanpage Radio Suara Surabaya.
Menurut Marsidi, di sekitar lokasi itu tidak ada pabrik yang besar kemungkinan membuang limbah, sehingga menjadikan warna air sungai menjadi biru.
Juli, 36 tahun, warga Simo Pomahan, pemilik tambal ban di sisi sungai membenarkan hal itu. Menurutnya, fenomena yang baru pertama kalinya itu terjadi usai turunnya hujan pagi itu.
“Tiba-tiba jadi biru. Bukan biru langit, tapi biru yang lebih gelap. Saya malah tahu dari orang-orang yang lewat. Saya lihat sendiri memang berubah begitu. Sebelumnya tidak pernah,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (21/6/2016).
Melalui penelusuran sepanjang sungai tersebut, sampai melewati beberapa perkampungan hingga ke Simo Hilir Raya, di sisi dekat SMP Taruna Samudera, memang tidak ada pabrik yang tampak beroperasi di sana. Hanya ada beberapa bengkel, baik sepeda motor maupun mobil.
Pitono, 66 tahun, warga Simo Hilir Raya Blok 2G mengatakan, dia tidak mengetahui ada fenomena air sungai menjadi biru. Selama dia tinggal di sana tidak pernah dia menyaksikan hal itu. Termasuk Senin pagi kemarin
“Tapi kalau sore, kadang-kadang airnya berubah menjadi agak putih berbuih. Saya tidak lihat. Kalaupun ada, pasti warga sudah mencari dan mendatangi sumbernya,” ujarnya.
Namun, Ibnu, 22 tahun, warga Simo Tambakan, seorang montir di bengkel notor yang lokasinya tepat di atas sungai mengaku melihat fenomena itu dengan jelas.
“Yang jelas itu bukan oli. Jadi warna biru itu jalan, lumayan lama. Birunya biru tua, seperti warna wenter,” kata Ibnu. Dia mengatakan, kemungkinan yang mengaliri sungai itu memang wenter.
Sebab, menurut Ibnu, dia pernah mengetahui ada usaha wenter (cat pewarna pakaian,red) yang terletak di daerah perumahan, berlokasi tidak jauh dari sungai. Kemungkinan, wenter sisa sengaja dibuang ke sungai.
Gondo, 32 tahun, penjahit yang bekerja di kios di Jalan Raya Kupang Jaya membenarkan memang ada beberapa perusahaan konveksi di sekitar situ. Dia pernah mengetahui ada perusahaan pencuci bahan jeans di Jalan Simo Kalangan.
“Saya pernah mencucikan kain di sana. Lokasinya memang tertutup. Cuman, saya enggak tahu apa memang mereka membuang air cucian ke sungai atau ke mana,” ujarnya.
Sayangnya, perusahaan wenter tersebut tidak berhasil ditemukan.(den/ipg)