Ditlantas Polda Jatim meminta PT KAI untuk mempersingkat waktu turunnya palang pintu kereta hingga empat menit. Hal ini terkait kemacetan berjam-jam yang selalu terjadi di jalur Nganjuk-Madiun.
AKBP Hari Sindhu Kabag Binops Ditlantas Polda Jatim mengklaim, langkah itu merupakan strategi yang tepat untuk mengurangi kemacetan di sana.
“Selain itu, disana ada 56 rangkaian kereta yang lewat dalam sehari, dengan estimasi palang pintu kereta menutup hingga 8 menit sesuai dengan SOP PT KAI. Penutupan palang pintu yang lama ini menjadi salah satu penyebab kemacetan jauh lebih panjang,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (24/6/2016).
Menurutnya, kemacetan di wilayah Wilangan-Saradan memang tidak ada jalur alternatif sehingga pasti menjadi titik kumpul kemacetan.
Warta pendengar Radio Suara Surabaya membenarkan kondisi tersebut. “Saya selalu terjebak macet di wilayah Wilangan Madiun, bahkan tahun kemarin saya terjebak hingga 13 jam di sana,” katanya.
Sementara terkait penggunaan Voorijder untuk pengawalan saat mudik, Hari Sindhu mengatakan, penggunaan Voorijder hanya dalam keadaan darurat saja.
“Sudah saya sampaikan kepada Kasatlantas dalam penggunaannya. Jangan sampai kontra produktif dengan kinerja polisi akibat memberikan pengawalan yang tidak tepat waktu,” kata Hari.
Dalam Operasi Ramadaniya tahun ini, polisi juga menerapkan kebijakan yang lebih longgar dengan hanya menegur pengguna jalan yang melanggar lalu lintas. “Namun kalau sudah menimbulkan risiko korban jiwa akan diberikan tindakan tegas,” kata Hari. (tit/iss/ipg)