Ribuan jamaah melakukan Shalat Ied di lapangan masjid Agung Al Azhar Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/7/2016).
Imam shalat Ied di Al Azhar ini adalah Haji Nur Khalim, sedang khotib adalah Profesor Yunahar Ilyas. Khotbah Shalat Ied mengambil tema “Tegakkan Hukum, Agar Aman dan Damai Kembali Hadir”.
Yunahar mengatakan, setelah kembali ke fitrah, kembali suci seperti hari pertama dilahirkan oleh ibu, maka umat perlu merenungkan dengan hati yang suci dan pikiran yang jernih terhadap keadaan bangsa Indonesia, khususnya umat Islam setelah dilanda berbagai krisis, mulai politik, hukum, ekonomi, kepercayaan sampai moral.
“Bangsa ini terasa semakin miskin prestasi, namun selalu suka bertikai,” ujar Yunahar dalam khutbahnya.
Dia menilai, bangsa Indonesia seperti kena penyakit sosial. Marah didahulukan daripada maaf. Kebencian mengalahkan rasa sayang. Rasa aman berubah menjadi ketakutan, kemakmuran berganti dengan kemelaratan. Kecurigaan, kesalahpahaman dan kebencian berkembang menjadi konflik berkepanjangan dan permusuhan.
Apalagi, kata Yunahar, belakangan ini dunia barat sedang memproklamirkan perang dengan teroris dan stigma teroris dialamatkan kepada sebagian umat Islam. Ditambah lagi, Eropa dan dunia barat sedang resah akibat adanya banjir pengungsi dari negara-negara Timur Tengah yang mayoritas dari negara Timur Tengah.
Belum lagi tindakan kekerasan di Indonesia. Tawuran, pembunuhan, penjarahan, bahkan pemerkosaan yang luar biasa sadis telah menjadi suatu peristiwa biasa karena sangat seringnya hal itu terjadi.
“Alhasil, sekarang ini kita paling merasakan telah hilangnya rasa aman dan kedamaian di negara kita, padahal, mayoritas kita adalah kaum muslimin yang sudah tentu memahami dengan baik bahwa Islam adalah agama yang paling di depan mengajarkan kedamaian,” kata Yunahar.
Untuk itu, kata dia, kedamaian harus ditegakkan dengan aturan hukum yang mengikat, lengkap dengan sanksi-sanksinya, tidak cukup dengan himbauan moral saja.
“Untuk tindak kejahatan yang bertentangan dan merusak kedamaian hidup bermasyarakat, baik yang menyangkut harta, nyawa, kesucian, keturunan, kebebasan berpikir dan lebih-lebih bagi kehormatan agama, ditetapkanlah sanksi-sanksi yang dilaksanakan di dunia, disamping dosa di akhirat nanti (jika tidak bertobat),” ujar dia.
Sebelum shalat Ied, panitia masjid Agung Azhar juga mengumumkan kegiatan-kegiatan selama bulan Ramadhan, termasuk Penerimaan Zakat maupun Infaq yang berhasil dikumpulkan khusus selama Ramadhan tota lebih dari Rp3,8 miliar, diantaranya infaq shalat Jumat Rp92 juta, infaq tarawih Rp414 juta, infaq subuh Rp 47 juta, infaq dhuhur Rp 52 juta, zakat mal Rp2 miliar, zakat fitrah uang Rp350 juta, fidyah Rp106 juta, infag kebersihan Rp8 juta, infaq shadaqoh Rp225 juta, dan infaq buka puasa Rp76 juta.(faz/iss/rst)