Sabtu, 23 November 2024

Seminar Pencegahan Terorisme di Asia Timur Digelar di Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
East Asia Summit (EAS) membahas pencegahan terorisme dan ekstrimisme dengan kekerasan di Surabaya, Senin (5/12/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Agenda internasional bertajuk East Asia Summit Regional Seminar for Capacity Building to Prevent and Counter Violent Extremism digelar di Surabaya, mulai Senin (5/12/2016) hingga Selasa (6/12/2016).

Agenda internasional yang melibatkan 18 negara di Asia Timur ini membahas pencegahan terorisme dan ekstremisme dengan kekerasan (violent extremism) di tingkat nasional dan regional.

Mulai dari penyebab kekerasan oleh ekstremisme, serta kesenjangan pencegahan dan pemberantasan yang terjadi di tingkat nasional dan regional.

Duta Besar Jose Tavares Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN mengatakan, seminar ini juga membahas kemungkinan kerja sama antarnegara untuk mengatasi masalah ekstrimisme dengan kekerasan, teroris, dan perlawanan terhadap terorisme.

“Ini harus dilakukan secara kolektif. Tidak bisa satu negara saja. Perlu keterlibatan banyak orang dengan latar belakang berbeda,” katanya.

Sebab menurutnya, terorisme bergerak dari satu negara ke negara lainnya. Masalah terorisme yang ada di sebuah negara, bisa disebabkan oleh masalah yang terjadi di negara lain.

“Seperti terorisme di negara kita, asalnya juga berasal dari negara lain. Karena itu, ini perlu ada perbincangan bersama untuk menjaga keamanan warga di masing-masing negara,” ujarnya.

Jose berharap, rekomendasi hasil diskusi para pakar dalam seminar ini bisa memperkuat kapasitas kawasan dalam mencegah konflik dan diplomasi preventif serta pengembangan pendekatan komprehensif dalam mencegah esktremisme.

“Hasil dari pertemuan ini akan kami bawa ke agenda East Summit Leader tahun depan yang dihadiri para kepala negara dari negara-negara forum EAS ini. Kami akan sharing hal ini untuk menjamin keamananan satu negara dan negara lainnya,” katanya.

Perlu diketahui acara ini terselenggara atas kerja sama Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dengan Kementerian Luar Negeri Republik Korea.

Turut terlibat dalam helatan ini Pusat Studi ASEAN Universitas Airlangga dan Graduate School of International and Area Studies of Hankuk University of Foreign Studies (GSIAS HUFS).

Seminar ini, kata Jose Tavares, adalah bentuk implementasi EAS Statement on Countering Violent Extremism yang disahkan dalam KTT ke-10 Asia Timur, Kuala Lumpur, 22 November 2015 lalu.

Surabaya terpilih sebagai lokasi agenda ini supaya acara internasional seperti ini tidak hanya fokus di Jakarta. Sebab acara serupa sudah pernah digelar di Jakarta dan Yogyakarta pada tahun-tahun sebelumnya.

“Surabaya satu contoh terbaik bahwa keberagaman budaya bisa saling hidup berdampingan. Itu yang penting untuk kita bagikan kepada dunia,” kata Jose.(den/ipg)

Berita Terkait

TERKINI POPULER TERPILIH
Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs