
Pemerintah Kota Surabaya merilis capaian bidang infrastruktur selama anggaran APBD tahun 2016. Selain untuk pembangunan fisik jalan, sebagian APBD Surabaya 2016 juga untuk perawatan taman.
AA Gde Dwija Wardhana Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Bappeko Surabaya mengatakan, fokus APBD Surabaya 2016 memang pada bidang infrastruktur. Namun, pembangunan infrastruktur hasil konsep Pemkot Surabaya tetap berbasis ekologi yang ramah lingkungan.
Dwija mengatakan, dari APBD Surabaya 2016 senilai Rp7,9 triliun yang bertambah menjadi Rp8,1 triliun pada APBD Perubahan, sebagian dialokasikan untuk pembangunan dan perawatan taman kota. Saat ini, data Bappeko menyebutkan, sudah ada 60 taman kota yang tersebar di berbagai penjuru kota Surabaya.
“Harapannya, taman-taman tersebut mampu menjadi wadah sarana interaksi warga kota. Tentunya disamping fungsi utamanya sebagai ruang terbuka hijau,” kata Dwija saat acara diskusi infrastruktur akhir tahun di ruang ATCS Pemkot Surabaya, Kamis (22/12/2016).
Diantara capaian infrastruktur yang selesai dibangun adalah Jembatan Suroboyo yang diresmikan pada 9 Juli 2016. Proyek multiyears yang dimulai 2014 itu telah rampung dan menjadi ikon baru wisata di kawasan pesisir pantai Kenjeran. Rencananya, jembatan ini akan terintegrasi dengan jalan baru lainnya yang terkoneksi hingga Bandara Juanda.
Kata Dwija, Pemkot telah membebaskan lahan di depan Sentra Ikan Bulak. Di lahan itu akan dibuat taman lengkap dengan ikon patung raksasa berbentuk Suro dan Boyo. “Tamannya sudah mulai jadi, tinggal patungnya mungkin tahun depan bisa dinikmati publik,” katanya.
Dwija menyatakan, sepanjang 2016 Pemkot telah membangun 48 sarana dan prasarana (sarpras) olahraga. Sarpras olahraga yang dimaksud meliputi lapangan basket, voli, futsal, bulu tangkis, sepak bola, tenis, jogging track, dragrace serta lapangan hoki dan softball.
Sebagian besar lapangan olahraga tersebut dibangun di kawasan permukiman agar bisa lebih dekat dengan warga. Terbaru, Wali Kota Surabaya baru saja meresmikan lapangan futsal di eks-lokalisasi Dolly pada 19 Desember lalu.
Dwija melanjutkan, ada 67 lokasi lahan milik Pemkot yang siap dibangun sarpras olahraga pada 2017 mendatang.
Sementara, Johan Silas pakar Tata Kota asal Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menilai, kota Surabaya sudah naik kelas. Dia menyatakan hal ini berdasarkan progres pembangunan yang sudah terealisasi di Surabaya.
Selain itu, maraknya kota lain, baik dari dalam maupun luar negeri, yang studi banding ke Surabaya menandakan bahwa Surabaya punya nilai lebih dibanding kota-kota lain di Indonesia. “Secara keseluruhan, pelaksanaan pembangunan di Surabaya sudah berjalan baik,” ujar Johan.
Namun, Johan menyarankan agar pemerintah kota juga memperhatikan kinerja kontraktor. Pemkot harus menyertakan persyaratan komitmen dari kontraktor agar kinerjanya tidak mengganggu kepentingan umum.
“Contohnya, ada kontraktor yang meletakkan material proyek sembarangan sehingga menyebabkan kemacetan. Serta, terkait jadwal kerja kontraktor yang sebisa mungkin diatur pada saat kondisi lalu lintas tidak sedang padat,” katanya.(bid/den)