Jumat, 22 November 2024

Sastrawan se-Indonesia Beradu di Marabahan Kalsel

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Sebanyak 286 sastrawan se-Indonesia mengikuti ajang lomba puisi di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Hasanuddin Murad Bupati Barito Kuala melalui Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporbudpar) Mahali di Marabahan, Senin (31/10/2016) mengatakan kehadiran sastrawan se-Indonesia tersebut telah memberi warna dan nuansa baru bagi daerah setempat.

“Kehadiran saudara sekalian telah menginspirasi dan membangkitkan semangat kami untuk memacu dan mengembangkan potensi dalam rangka mendorong berkembang dunia sastra serta partisipasi dalam menunjang percepatan pembangunan,” katanya seperti dilansir Antara.

Ia berharap, setelah berkunjung ke Barito Kuala para peserta tidak menimbulkan bekas kekecewaan dan kesan negatif atas keterbatasan maupun kekurangan yang ditemui, baik dari sisi adat dan budaya maupun dari sudut pandang pembangunan yang masih terlihat dan dirasakan jauh dari kemajuan.

“Semoga pertemuan ini tidak yang terakhir, namun mampu menjadikan satu jalinan persaudaraan dan kekeluargaan yang harmonis dan sinergis, terutama dalam rangka memacu peningkatan kesadaran dan kepedulian semua,” katanya.

Ratna Rosana Dewan Kesenian Daerah Barito Kuala mengaku bangga dan bahagia atas antusiasme sambutan peserta yang mengikuti pelaksanaan Tifa Nusantara di daerah itu.

Hatta Mazanie Isteri Wakil Bupati Barito Kuala periode 2002-2012 itu, juga tak lupa menyampaikan permohonan maaf jika dalam pelayanan dan pelaksanaan terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan.

“Tidak ada gading yang tak retak,” katanya.

Seorang peserta, Salimi, mewakili rekan-rekannya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas penerimaan dan pelayanan yang diberikan.

Perwakilan yang berasal dari DKI Jakarta itu, menuturkan banyak kesan positif dan membanggakan yang didapatkan dalam mengikuti Tifa Nusantara 3 di Marabahan, terutama yang berhubungan dengan kesusasteraan yang akan menjadi lokomotif terhadap ide menggali kemampuan.

Manfaat lainnya, katanya, dapat membaurkan para sastrawan dari beragam usia sehingga bisa saling berbagi dan melengkapi terhadap kekurangan dan kelebihan.

“Dalam kondisi sekarang saya kira tidak ada batasan senior dan junior. Namun keduanya justru bisa saling melengkapi. Yang tua memiliki pengalaman, sedangkan yang muda memiliki kelebihan kemampuan seiring kemajuan teknologi informasi seperti sekarang,” katanya.

Pergelaran bertajuk “Tifa Nusantara 3” menghasilkan 3 puisi terpilih dari 10 nominasi, yakni “Negeri Sempurna” karya Sosiawan Leak dari Solo, “Tak Usah” karya Abdurahman El Husaini dari Martapura, dan “Kudengar Hentak Kurung-kurung dari Bebukitan” karya Muhammad Adviannoor Adzemi dari Barabai.

Tifa Nusantara 3 juga menghasilkan 350 penyair yang akan dimasukan dalam buku antologi puisi yang peluncurannya pada saat pelaksanaan Tifa Nusantara 4.

Penutupan Tifa Nusantara 3 di halaman Kantor Bupati Barito Kuala itu menampilkan kreativitas, seperti musikalisasi puisi, pembacaan puisi, dan dramatisasi puisi. (ant/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs