Perguruan tinggi di Rusia melirik ITS Surabaya lantaran keberhasilannya di bidang pendidikan terutama kemaritiman.
M. Wahid Supriyadi Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Rusia, lakukan kunjungan ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk kerjasama di bidang pendidikan, terutama kemaritiman.
Dalam kunjungannya Selasa (18/10/2016), juga digagas dan dibahas peluang kerjasama antara dua negara guna membentuk kota kembar Vladivostok-Surabaya.
Bersama dua stafnya, pria yang akrab disapa Wahid ini mendapat sambutan hangat dari tuan rumah yang langsung diwakili Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, Rektor ITS Surabaya beserta jajaran pimpinan ITS.
Kunjungan yang bertempat di ruang kerja Rektor ITS tersebut diakui Wahid merupakan kali pertama. “Ini adalah kunjungan perdana saya ke ITS, sekaligus mencoba membuka kemungkinan adanya kerjasama,” kata mantan Duta Besar RI untuk Uni Emirate Arab (UEA) ini.
Hubungan bilateral Indonesia-Rusia, lanjut Wahid, sudah terjalin dengan baik khususnya di bidang politik dan ekonomi. Berbeda dengan bidang pendidikan yang jumlahnya masih sedikit.
Oleh karenanya, Wahid mengatakan, ada kemungkinan untuk menjalin kerjasama pendidikan antara perguruan tinggi di Indonesia dengan Rusia. “Terlebih saat ini sudah ada perguruan tinggi di Rusia yang tertarik dengan majunya kemaritiman dan teknik perkapalan di ITS,” kata Wahid lagi.
Sementara itu, Vladivostok State University Economics and Service (Vsues), sebuah universitas yang berada di kota paling timur Rusia, Vladivostok, yang secara terang-terangan melirik ITS. Wahid menjelaskan, secara potensi, Surabaya dan Vladivostok sama-sama merupakan kota pelabuhan.
“Bisa saja ke depan ada kemungkinan kerja sama. Karena yang saya tahu Vsues juga terkenal unggul dalam bidang konstruksi kapalnya,” tambah Wahid.
Harapannya, baik mahasiswa ITS ataupun Rusia bisa saling bertukar pengalaman dengan adanya kerjasama. Sehingga, kesempatan melakukan student exchange, joint research, professor visit, maupun double degree ke Rusia bisa terbuka lebar.
“Kendati perbedaan bahasa sering menjadi persoalan, dengan adanya kerjasama nantinya bisa dirundingkan kembali mencari solusi terbaik,” ujar Wahid.
Lebih lanjut, Wahid mengatakan, ke depan kerjasama tidak hanya sebatas ITS dengan Vsues. Ada banyak universitas lain di Rusia yang memiliki bidang unggulan serupa dengan ITS.
“Termasuk pula bidang keilmuan, bisa jadi nanti kerjasama di bidang teknologi industri. Melihat ITS sudah berhasil merilis Gesits-nya (motor listrik ITS, red),” kata M. Wahid Supriyadi di hadapan wartawan.(tok/ipg)