Sabtu, 23 November 2024

Risma Berikan Pilihan, Sekolah Mana yang Siap Full Day School

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat menghadiri rapat kerja Kepala Sekolah se-Surabaya di Convention Hall Surabaya, Selasa (9/8/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, tidak bisa menerapkan sistem full day school untuk semua Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya.

Menurutnya, sebagian orangtua akan merasa keberatan bila semua sekolah menerapkan sistem tersebut.

“Karena, kan, ada orangtua yang tidak suka. Mungkin ibunya tidak kerja, pengen kumpul sama anaknya,” ujarnya usai menghadiri Rapat Kerja Kepala Sekolah se-Surabaya, di Convention Hall, Selasa (9/8/2016).

Risma mengatakan, saat ini sekolah di Surabaya sudah ada sebagian yang berkonsep full day school, sebagian lainnya tidak. Selama ini dia juga menyerahkan pilihan kepada orangtua.

Selain soal keinginan orangtua, Risma juga mengaku masih memikirkan kebutuhan makan bagi siswa, yang mana bila full day school diterapkan, akan ditanggung oleh Pemkot Surabaya.

“Saya harus mikirkan makannya. Kalau kita bebankan ke orangtua, belum tentu mampu. Untuk anak SMK saja, padahal tidak semua (menjalani full day school) kebutuhan makan bisa beberapa miliar. Itu kan besar sekali. Apalagi sak Suroboyo, kan berat,” katanya.

Namun, Risma mengatakan bukan tidak mungkin Surabaya menerapkan sistem itu untuk semua sekolah SD dan SMP di Surabaya.

“Kami masih memberikan pilihan. Tergantung kesiapan kepala sekolahnya. Karena ini juga nyangkut guru, ruang kelasnya, lalu aktivitasnya apa? Termasuk dana (makanan,red) itu,” katanya.

Kesiapan guru, kata Risma, juga perlu dipikirkan. Terutama untuk guru SD yang merupakan guru kelas. Menurutnya, tidak mungkin guru kelas di SD mengajar siswa sejak pagi hingga sore.

“Tidak semudah itu. Guru SD kan guru kelas. Harus ada gantinya. Kecuali kalau SMP, yang memang tiap pelajaran ganti. Terus kita isi apa?” Katanya.

Wali kota Surabaya ini mengaku masih perlu melakukan kajian, bagaimana konsep sistem full day school yang tepat bagi setiap sekolah yang ada di Surabaya. Termasuk efektifitasnya terhadap perkembangan anak-anak.

“Harus kita godok per sekolah. Tidak bisa dipukul rata. Kalau tidak siap, nanti anak-anak ini ke mana? Apalagi anak kelas I (SD) yang biasanya sampai jam 12 siang saja,” ujarnya.

Risma juga menyatakan pengalamannya sebagai orangtua, yang sengaja menyekolahkan anaknya ke Yayasan Al-Falah Surabaya yang berkonsep full day.

“Kalau anakku dulu, karena aku kerja, tak sekolahkan full day. Tapi konsepnya matang. Anak saya di Al-Falah, selain belajar di kelas juga mengaji (Al-Quran). Jadi tidak hanya di sekolah tok. Ini juga perlu dipikirkan,” katanya.

Perlu diketahui, usulan sistem full day school ini datang dari Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya, untuk memenuhi kondisi ideal pendidika dasar di Indonesia.

Sebagaimana amanat Presiden, siswa Sekolah Dasar (SD) harus mendapatkan pendidikan karakter 80 persen dan pengetahuan umum 20 persen. Sedangkan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), pendidikan karakter sebanyak 60 persen sedangkan 40 persen sisanya pengetahuan umum.(den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs