Jumat, 22 November 2024

Risma Akan Jadikan Mural Bagian Wisata Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Komunitas Street Art Surabaya menggambar mural di tembok viaduk Gubeng, Senin (27/6/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya berupaya menghidupkan kembali mural di Surabaya. Sebagai langkah awal, Risma menggandeng Street Art Surabaya komunitas mural untuk berkreasi di viaduk Gubeng, Senin (27/6/2016).

”Iya, saya ingin memberikan ruang bagi mereka untuk bisa menyalurkan hobi. Ke depan, saya kepingin mural ini jadi wisata kota,” ujarnya usai turut menggambar di viaduk Gubeng.

Tidak hanya di Gubeng, Risma akan memberikan ruang lebih banyak bagi para seniman mural di Surabaya. Dia merencanakan, ada dua titik lain selain viaduk Gubeng.

“Nanti saya pikirkan, mana lagi yang bisa menjadi tempat supaya mereka berkreasi. Tapi yang saya minta, ada tema. Jadi di tempat ini temanya apa, di tempat lain beda, jadi ada ceritanya,” katanya.

Risma juga berencana membuat pasar seni di tepi kalimas (di tembok panjang belakang SMA Trimurti,red). Pasar seni ini ditujukan sebagai pusat berjualan para seniman mural.

“Ke depan, saya ingin mereka bisa profesional. Nah di sana mereka bisa jualan. Jadi bisa menghasilkan uang dari hobinya ini,” ujarnya.

Pemberian ruang bagi para seniman mural ini, kata Risma, juga ditujukan agar tidak ada lagi aksi menggambar sembarangan di tembok-tembok kota Surabaya.

Risma mengaku juga masih memikirkan cara, agar para pelaku corat-coret tembok ini turut menjadi bagian dari aktivitas mural di Surabaya.

Dwiki Nugroho (23) Koordinator Even mural di viaduk Gubeng ini mengatakan melakukan persiapan mural ini selama dua minggu.

“Paling lama saat sketching sama teman yang lain,” ujarnya kepada suarasurabaya.net. Dia mengakui, aktivitas bersama Pemkot Surabaya ini baru pertama kali dia kerjakan.

Sebelumnya, dia melakukan aktivitas mural secara manasuka. Banyak tempat seperti Rolak hingga Taman Apsari yang menjadi sasaran gambar.

“Kita biasanya cari tempat-tempat yang kumuh, ada tembok kosong kita gambar di sana supaya lebih menarik,” katanya.

Menurutnya, aktivitas bom-boman (menumpuk gambar milik komunitas lain) memang sudah ada. Tapi menurutnya, masih ada sentimen antar beberapa komunitas mural.

“Ya, masih ada sedikit lah sentimen sama komunitas lain. Tapi sudah jarang,” katanya.

Aktivitas mural di viaduk Gubeng ini menghabiskan 10 kotak berisi 12 kaleng cat piloks. Selain itu, para seniman juga menggunakan 5 pil (25 liter) cat tembok yang keseluruhannya dibiayai oleh Pemkot Surabaya.(den/ipg)

Teks Foto:
– Komunitas Street Art Surabaya menggambar di viaduk Gubeng atas fasilitas Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, Sabtu (27/6/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs