Sabtu, 23 November 2024

Riset Pengelolaan Sampah, Mahasiswa Indonesia Presentasi di Parlemen Inggris

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi Parlemen Inggris

Anggun Puspitarini Siswanto, mahasiswa asal Indonesia, mempresentasikan hasil risetnya mengenai pengembangan teknologi terbaru untuk mengolah sampah/limbah biologi yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri energi terbarukan di hadapan Parlemen Inggris di The Attlee Suite, House of Commons, Parlemen, London.

“Menjadi kehormatan bagi saya untuk dapat menyajikan penelitian saya di Parlemen Inggris. Tidak hanya mewakili Universitas, tetapi juga Indonesia ” ujar Dr Anggun yang baru saja menyelesaikan sekolahnya di University of Sheffield kepada Antara di London, Jumat (23/9/2016).

Dikatakannya kesempatan berbicara di depan parlemen Inggris menjadi momen yang sangat spesial dalam rangkaian dari Pekan Ilmiah British 2016 yang ditujukan dalam menyajikan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknik, kedokteran dan teknologi untuk anggota parlemen.

Di hadapan sekitar 100 anggota parlemen yang menghadiri acara, remaja kelahiran Ujungpandang (Makassar), 15 Maret 1988 dari seorang ayah Jawa dan ibu Gorontalo, itu menyajikan poster berdasarkan penelitian PhD-nya yang berfokus pada pengembangan teknologi untuk pengolahan bahan lignoselulosa melalui mikroreaktor plasma dan teknologi microbubble.

Dikatakannya secara umum, penelitian difokuskan pada mengobati bahan limbah biologis untuk selanjutnya digunakan dalam industri terbarukan.

Penelitian dilakukan Anggun di Micro-Laboratorium Kimia, Departemen Teknik Kimia dan Biologi, University of Sheffield. Departemen yang diakui sebagai salah satu Departemen Teknik Kimia terkemuka antara Russell Group untuk Universitas British.

Menurut putri tertua dalam keluarga dengan tiga bersaudara itu, sebagai bagian dari seleksi tahap awal, Anggun harus mengajukan formulir aplikasi online, abstrak penelitian dan surat referensi.

Pada akhir Januari 2016, ia pun mendapat e-mail konfirmasi mengenai kandidat terpilih yang akan diundang ke acara di House of Commons.

Dikatakan sekitar 35 persen dari 500 abstrak yang terpilih untuk menyajikan poster di Parlemen. Poster dipilih berdasarkan prestasi ilmiah yang dapat dipahami oleh khalayak awam.

“Saya sajikan poster berdasarkan penelitian PhD yang berfokus pada pengembangan teknologi untuk pengolahan bahan lignoselulosa melalui mikroreaktor plasma dan teknologi microbubble,” ujarnya.

Menurut Anggun, University of Sheffield merupakan salah satu universitas terbaik dari 40 universitas di Eropa versi Times Higher Education Peringkat Universitas Dunia 2015-2016. Ada juga lima pemenang Hadiah Nobel terkait dengan University of Sheffield, ujarnya.

Bercerita tentang kesan-kesannya studi di luar negeri, Anggun mengakui adalah salah satu anugerah yang diberikan untuk dapat mengenal diri sendiri secara lebih dalam. Terutama juga tentang cara pandang terhadap Tanah Air Indonesia. “Dengan jauh dari rumah, saya dapat melihat segala sesuatunya dengan lebih objektif,” ujar Anggun yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Masyarakat Indonesia di Sheffield.

Dia berharap akan semakin banyak remaja Indonesia bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan mendapat kesempatan belajar ke luar negeri.

Anggun yang mendapat beasiswa dari Dikti membawanya mendapatkan pengalaman unik dalam kamus hidupnya, yang pada tahun 2009, berhasil menyelesaikan program diploma di Departemen Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, dan kemudian melanjutkan ke program sarjana di Universitas yang sama dan bekerja paruh waktu sebagai asisten dosen yang berbentuk etos kerja di lingkungan laboratorium.

Beasiswa awal dari DIKTI hanya akan menutupi biaya untuk 2012-2014. Namun, yang terdaftar di tingkat PhD perlu dana hingga 2015. Masalah itu akhirnya diselesaikan dengan Kedutaan Republik Indonesia di London melalui Atase Pendidikan Profesor TA Fauzi Soelaiman, yang saat ini menjabat sebagai Alternatif Delegasi Duta Besar UNESCO di Paris serta Dr Ananto Kusuma Seta, yang merupakan Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Internasional. Dana tersebut diberikan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta dengan Kedutaan Republik Indonesia di London.

Anggun yang menyelesaikan sarjana pada April 2011 dan pada Agustus 2011 terpilih sebagai penerima Beasiswa Unggulan Skema didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia.

Anggun menerima beasiswa pada Maret 2012 untuk studi pascasarjana di Departemen Teknik Kimia dan Biologi University of Sheffield, Inggris Raya dan berhasil menyelesaikan studinya dan ia pun kembali ke Tanah Air.

Paul Bloomfield, MP yang berasal dari Sheffield sempat menyayangkan kepulangan Anggun ke Indonesia, sebab, Inggris akan kehilangan salah satu peneliti muda dalam bidang keilmuwan. Namun, Anggun yang juga belajar bahasa Prancis dan Rusia pun menyampaikan justru kepulangannya adalah awal dari rencana kerja sama Indonesia-UK ke depannya. (ant/rid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs