Sabtu, 23 November 2024

Retorika Pemilu Curang Angkat Popularitas Donald Trump

Laporan oleh Tito Adam Primadani
Bagikan
Donald Trump Calon Presiden Amerika Serikat. Foto : bbc.com

Donald Trump Calon presiden dari Partai Republik mempersempit selisih popularitas dirinya dengan Hillary Clinton dalam jajak pendapat terakhir yang diselenggarakan Reuters/Ipsos.

Menurut jajak pendapat terakhir itu, pernyataan Trump bahwa Pemilu 8 November akan mencurangi dia, beresonansi dengan pandangan para anggota Partai Republik.

“Ingat kawan-kawan, ini sistem yang sudah dicurangi. Oleh karena itu kalian mesti keluar dan memberikan suara, kalian harus mengawasi. Karena sistem ini sama sekali curang,” kata Trump dalam kampanye di Pennsylvania, Jumat (21/10/2016) waktu AS.

Dalam jajak pendapat terakhir yang diadakan Reuters/Ipsos pada 14-20 Oktober ini, Hillary memang masih memimpin 44 persen melawan 40 persen. Namun selisih itu menyempit dari jajak pendapat pada 7-13 Oktober yang dirilis pekan lalu, ketika itu Hillary memimpin 44 persen melawan 37 persen.

Dilansir dari Antara, rata-rata hasil jajak pendapat yang dikumpulkan RealClearPolitics menunjukkan Hillary masih unggul 6,2 persen dari Trump dengan 48,1 persen melawan 41,9 persen.

Selanjutnya, direncanakan Trump akan menyampaikan pidato pada Sabtu (22/10/2016) waktu setempat di Gettysburg, Pennsylvania. Dia akan berpidato di sebuah situs perang saudara di AS yang terkenal. Sebuah tempat yang menjadi lokasi Abraham Lincoln mantan Presiden AS yang juga dari Republik, menyampaikan pidato terkenalnya.

Para pembantu Trump berkata kepada wartawan bahwa Trump akan menyampaikan argumen penutupnya kepada pemilih dalam pidatonya di Gettysburg itu dan menyampaikan program kerja dalam 100 harinya di Gedung Putih.

Kampanye presidensial Trump mencapai krisis setelah rilis video 2005 pada beberapa waktu yang lalu. Dalam video itu memperlihatkan Trump mengaku menggerayangi dan menciumi wanita. Sejak saat itu dia menghadapi rangkaian tuduhan pelecehan seksual dari para wanita yang dibantahnya bohong semata.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos sendiri menunjukkan 63 persen warga AS, termasuk sepertiga kaum Republik, yakin Trump memang melakukan serangan seksual di masa lalu. (ant/tit)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs