Sejumlah pihak mengusulkan agar replika patung atau tengkorak manusia purba homo wajakensis dijadikan ikon Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sehingga bisa menjadi ciri khusus daerah sekaligus menjadi tujuan wisatawan saat berkunjung ke kota marmer itu.
“Tulungagung memiliki situs wajakensis yang mendunia. Tidak ada alternatif lain yang lebih layak dari itu saya kira,” kata Fadli, pemerhati sejarah asal Karangrejo, Tulungagung seperti dilansir Antara.
Pria pengusaha jasa travel dan biro perjalanan wisata itu mengaku sangat menyayangkan ketiadaan ikon yang khas.
Padahal, menurut Fadli daerah yang berada di antara Kabupaten Trenggalek, Blitar dan Kediri memiliki sejumlah produk budaya dan ekonomi yang unik serta mendunia.
Salah satunya, kata dia, yakni industri marmer. “Memang sudah seharusnya ikon daerah itu dibuat,” katanya.
Senada, Heri Sumarno pengusaha travel lain mengatakan mayoritas wisatawan yang menggunakan jasa travelnya meminta agar diantar menuju lokasi yang terdapat lambang atau ikon daerah.
Permintaan itu menurut Heri wajar, karena wisatawan ingin mengabadikan momen kunjungannya di satu kota dengan berfoto berlatar belakang ikon daerah bersangkutan.
“Seperti di Kota Surabaya yang memiliki ikon patung ikan Sura (hiu) dan baya (buaya). Kalau ada, kami tentu tidak bingung untuk mengantar wisatawan kemana. Namun nyatanya di Tulungagung belum ada itu,” katanya.
Heri juga mengusulkan fosil homo wajakensis sebagai perlambang daerah di Tulungagung.
Ia berdalih, keberadaan ikon tertentu di pusat kota akan mempermudahkan masyarakat jika ingin mencarinya.
Dikonfirmasi, Syahri Mulyo Bupati Tulungagung menyambut positif usulan pembangunan ikon daerah tersebut.
“Sebenarnya jauh-jauh hari pemkab sudah memiliki rencana untuk melakukan pembangunan di suatu lokasi yang menggambarkan ikon Tulungagung. Namun sejauh ini belum ditentukan mana ikon yang tepat untuk hal tersebut,” ujarnya.
Bupati mengaku juga terinspirasi untuk menjadikan replika patung atau tengkorak manusia purba homo wajakensis dijadikan ikon daerah, namun hal itu menunggu hasil putusan tim internal.
“Ada nantinya pembangunan patung atau monument seperti replika homo wajakensis, adipura paripurna atau berbagai bentuk ikon Tulungagung lainnya,” ujarnya. (ant/dwi)