Sekitar dua ratus orang yang tergabung dalam Gabungan Umat Islam (Gamis) berunjuk rasa di depan Polrestabes Surabaya, Jumat (18/3/2016). Mereka menuntut agar Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror dibubarkan.
Achmad Andi Koordinator Gamis mengatakan, Densus 88 telah memburu dan membunuh umat islam di Indonesia.
“Densus 88 telah melabeli umat Islam sebagai teroris. Kenapa OPM di Papua dan RMS di Maluku tidak disebut teroris? Padahal mereka mau mendirikan negara sendiri,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.
Selain menuntut pembubaran Densus 88, Andi mengatakan, pengunjuk rasa menuntut agar negara mengaudit para pejabatnya.
“Kami menuntut para pejabat Densus 88 juga diaudit dalam hal memberantas teroris,” katanya.
Pengunjuk rasa Gamis membawa banyak spanduk berisi tulisan-tulisan yang menuntut agar Densus 88 Antiteror, sebagai bagian Polri, dibubarkan.
Akibat aksi unjuk rasa ini, lalu lintas di Jalan Sikatan sedikit tersendat. Sebab perhatian pengendara terpecah ke aksi unjuk rasa.
Setelah dari Polrestabas Surabaya, para pengunjuk rasa bergeser ke Kantor DPRD Jatim untuk menyampaikan tuntutan-tuntutan mereka. (den/iss/ipg)