Pemerintah akan jadikan lahan yang biasa digunakan latihan perang di Situbondo sebagai lokasi penggemukan sapi. Lahan di Situbondo ini merupakan alternatif setelah lahan milik TNI Angkatan Laut di Grati, Pasuruan dinilai tidak cukup ideal untuk lokasi penggemukan sapi.
“Awalnya kami ingin di Grati Pasuruan, tapi di Grati itu masih ada pemukiman warga serta tidak ada sumber air yang mencukupi,” kata Mudjib Affan, Asisten Administrasi dan Umum Pemerintah Jawa Timur, Kamis (25/2/2016).
Menurut dia, pihak TNI AL juga lebih sepakat jika penggunaan lahan militer untuk penggemukan sapi tidak di Grati melainkan di Situbondo tepatnya di Karangtekok, Situbondo.
Di Karangtekok, kata Mudjib, TNI AL memiliki lahan seluas 10 ribu hektar sehingga cukup luas sebagai pusat ternak sapi.
Tak hanya itu, di lokasi ini juga terdapat sebuah sungai yang airnya tak pernah kering. Kontur lahannya juga landai sehingga cocok jika dijadikan lahan terbuka hijau semisal padang savana untuk ternak sapi.
Sementara itu, Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, pemanfaatan lahan TNI saat ini masih menunggu persetujuan Barkas Besar TNI.
Jika diizinkan, maka Pemerintah Jawa Timur akan segera mendatangkan ribuan ekor sapi untuk dilakukan penggemukan di lahan-lahan milik TNI.
“Jika ini berhasil, maka kekurangan stok sapi nasional nantinya bisa dicukupi dari Jawa Timur,” kata Soekarwo.
Populasi ternak sapi potong di Jawa Timur saat ini masih mencapai 4,071 juta ekor, atau setara dengan 27,69 persen populasi nasional yang mencapai 14,703 juta ekor.
Begitu juga produksi daging sapi Jawa Timur tiap tahunnya mencapai 119.463 ton atau setara dengan 22,12 persen stok daging secara nasional sebanyak 539.965 ton. Meski cukup besar, namun populasi sapi dari Jawa Timur ternyata masih kurang jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan sapi nasional. (fik/ipg)