Puluhan ribu jemaah Nahdlatul Ulama (NU) mengantarkan jenazah Almarhum Kiai Haji Mas Subadar, Rois Syuriah Persatuan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Seladi, Kecamatan Kejayan, Pasuruan, Minggu (31/7/2016).
Para jemaah mengantarkan Almarhum dari rumah duka di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, di Desa Besuk, Kecamatan Kejayan, Pasuruan yang berjarak sekitar satu kilometer dari TPU dengan berjalan kaki. Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur turut dalam proses mengantarkan jenazah.
Ketua Pengurus Besar NU (PBNU) yang biasa disapa Gus Ipul itu mengatakan bahwa dirinya menghadiri prosesi pemakaman sejak menyalatkan jenazah hingga menuju ke lokasi pemakaman. Gus Ipul mengatakan, para pejabat serta ulama dari berbagai daerah turut hadir dalam prosesi pemakaman Almarhum KH Mas Subadar.
“Saat ini, (pukul 13.42 WIB) puluhan ribu jemaah mengantarkan KH Subandar dari rumah duka menuju ke lokasi pemakaman yang berjarak satu kilometer,” kata Gus Ipul kepada Radio Suara Surabaya.
Menurutnya, banyak pihak merasa kehilangan dengan meninggalnya tokoh penting NU ini. Sebab, KH Mas Subadar semasa hidup merupakan salah satu Rois NU yang aktif terjun ke daerah-daerah.
“Dia adalah orang yang mengkomunikasikan kepentingan umat, menghubungkan NU ke pemerintah, kepada tokoh-tokoh, serta kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui aspirasi dari NU dan aspirasi dari berbagai umat,” kata Gus Ipul.
Penyebab meninggalnya salah satu ulama terkenal ini, menurut Gus Ipul, belum diketahui penyebabnya. Gus Ipul juga menuturkan, sakit yang dirasakan almarhum sudah dirasakan sejak hari raya beberapa waktu lalu.
“Almarhum sudah merasa tidak enak badan sejak empat hari sebelum hari raya idul fitri. sebenarnya berkeinginan untuk memeriksakan kesehatannya menyeluruh. Namun kendala tamu yang terus berdatangan pada hari raya dan menghormati tamu, almarhum baru memeriksakan kondisinya pada 5 hari setelah hari raya di hari senin,” ujar Gus Ipul sambil berjalan mengantarkan jenazah ke pemakaman.
Selanjutnya, almarhum menuju ke Rumah Sakit Graha Amerta. Disana, almarhum diminta untuk kembali lagi besoknya. Saat diperiksa tersebut, kata Gus Ipul, terdeteksi ada beberapa hal yang cukup serius dan segera mendapatkan penanganan. Namun, lanjut Gus Ipul, sebelum pengobatan selesai ternyata almarhum meninggal.
“Teman-teman saya sudah meninggal terlebih dahulu, tinggal saya saja. Saya juga tidak tahu sakit apa. Doakan saja ini menjadi rahmat dari Allah. Saya bersyukur dikasih usia cukup panjang diatas 70 tahun,” ujar Gus Ipul menirukan ucapan almarhum saat bertemu beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, yang menarik bagi Gus Ipul, di tengah kondisi sakit, Rois Suriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini masih memikirkan tamu yang berkunjung ke rumahnya namun tidak bisa dia temui.
“Setiap hari raya idul fitri, rumah beliau tidak pernah sepi tamu. Tetapi, beliau selalu memberikan waktu kepada tamu,” kata Gus Ipul.
Kesederhanaan almarhum juga ditekankan oleh Gus Ipul. Menurutnya, kondisi lingkungan almarhum tidak menunjukkan seorang ulama besar dengan pengaruh yang besar. Bahkan, menurut Gus Ipul, almarhum merupakan sosok yang hidup seadanya, termasuk menghidupkan pesantren dengan apa adanya.
“Meskipun dekat dengan pejabat, yang saya tahu, beliau tidak pernah meminta dukungan bantuan kepada para pejabat yang dikenalnya. Hidupnya sebagian besar untuk umat,” ujar Gus Ipul.
Sementara itu, semasa hidupnya, KH Subandar tidak hanya mengajarkan aqidah islam saja, tapi juga cinta tanah air, sebagaimana mencintai diri kita. Menurut Gus Ipul tidak ada pesan khusus yang disampaikannya kepada para santri maupun keluarga.
“Tapi biasanya dia selalu berpesan untuk hormati guru, bersopan santun dengan siapapun, menghormati orang lain meskipun beda pendapat. Beliau seperti filsafat pohon padi, semakin berilmu semakin menunduk. Kita banyak kehilangan kyai sepuh yang berpengaruh,” kata Wakil Gubernur Jatim.
Dia berharap, pandangan kyai yang berjasa untuk umat dan bangsa seperti almarhum bisa diteruskan.
“Atas nama santri dan keluarga kami mohon maaf bila mengganggu perjalanan. Jadi, kalau terjadi kemacetan dari pasuruan menuju malang, mohon para pengendara memaklumi dan semoga menjadi amalan ibadah buat anda,” kata Gus Ipul. (tit/den)