Dr. Trilas Sardjito, drh., M.Si, ahli dan dosen inseminasi buatan pada sapi diminta untuk memproduksi lebih dari 20.000 buah semen (sperma) beku untuk disuntikkan pada sapi di sejumlah area di Jawa Timur.
Permintaan itu disampaikan oleh Amran Sulaiman Menteri Pertanian RI ketika meninjau produk sapi dan kambing milik Trilas dan tim.
Dalam pameran riset Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEx) 2016, Trilas dan tim memamerkan enam ekor sapi.
Awalnya, ia mendapat ekor sapi pejantan dari Australia jenis Friesian Holstein (FH), Limosin, dan Simental. Sapi pejantan terbesarnya adalah jenis Limousin Guliver berumur 6 tahun dengan berat 1 ton 25 kilogram.
Amran mengatakan, produksi semen beku ini adalah inovasi di bidang inseminasi buatan (IB) dan menjadi bagian dari gerakan Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Harapannya, produksi semen beku itu bisa mempercepat swasembada peternakan yang dicanangkan oleh Joko Widodo Presiden.
“Kita ada gerakan SIWAB. Tadi mereka (Trilas dan tim) sanggup memproduksi 20 ribu semen beku, tapi aku minta tambah (jumlah produksi). Pihak yang akan membeli adalah pemerintah. Pemerintah beli, kemudian dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Kami siapkan tahun 2017, kita siapkan 4 juta semen beku untuk rakyat Indonesia,” tutur Amran seperti dalam release yang diterima suarasurabaya.net.
Pada tahun lalu, Kementerian Pertanian RI mengalokasikan 25 hingga 30 persen distribusi semen beku di Jawa Timur. Dengan alokasi sejumlah itu, kelahiran ternak oleh teknik IB mencapai 1 juta 50ribu ekor sapi. Jumlah itu merupakan tertinggi dibandingkan provinsi lainnya.
“Sehingga kalau (Universitas) Airlangga bisa (memproduksi) lebih besar lagi jumlahnya, lebih dari 20ribu, kami siap serap, (dibagikan) secara gratis, dan ada pendampingan dari dosen-dosen terbaik dari UNAIR. Kami sudah perintahkan dirjen untuk mengeksekusi,” imbuh Amran.
Menanggapi permintaan menteri, Trilas mengatakan bahwa dirinya siap untuk menjalankan perintah tersebut. Bagi Trilas, produksi semen beku untuk teknik IB bukan pertama kali dilakukan oleh akademisi FKH. Baru-baru ini, sapi berumur enam bulan yang ia kembangbiakkan telah memiliki bobot seberat 300 kilogram.
“Kita bikin kayak gini sejak tahun 2001. Sudah 15 tahun kita bekerja. Tentunya, produk kami cukup dikenal para inseminator. Produk ini juga disebar di desa binaan FKH di beberapa kabupaten di Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Lamongan, dan Bojonegoro,” terang Trilas.
Menurut wacana, sekita 20ribu dosis semen beku itu akan dibagikan terlebih dahulu ke desa binaan sivitas FKH. Produksi semen beku dari pihak pelaku lainnya akan dibatasi demi mengetahui efektivitas produk hasil peneliti UNAIR.
“Pak Menteri baru saja memberikan perintah, sehingga nanti kami akan hitung berapa, di mana saja desa yang bisa menerima kami. Harapannya, nama Airlangga semakin dikenal di masyarakat, dapat membangun masyarakat pedesaan, khususnya peternak menuju ke arah yang lebih baik,” tutur Trilas. (dwi)