Seorang pria yang diketahui atas nama Ir Tavip Eddy Dwiwardojo dilaporkan meninggal di atas kapal motor dalam perjalanan Weter-Alor, Minggu (30/10/2016).
Idrus warga Alor NTT pada Radio Suara Surabaya sekitar pukul 10.10 WIB melaporkan, Tavip meninggal akibat terserang sakit Malaria.
Kata Idrus, dari identitas yang ditemukan di saku korban, korban diketahui beralamat di Jalan Inpres II RT.03 RW.05 Desa Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Tangerang, Banten.
Saat ini jenazah Tavip ada di rumah salah satu warga yang juga komunitas warga Jawa di Alor.
“Warga berencana memakamkan korban, tapi kami ingin kontak keluarga lebih dulu apakah korban mau dimakamkan di Alor atau dipulangkan,” kata dia.
Saat warga mencoba mencari nomor telepon keluarga di handphone milik korban, warga hanya menemukan nomor kontak teman kerja sesama perantau yang dikenal di perantauan.
“Di dompet hanya ada KTP, tidak ada identitas lain,” ujar dia.
Untuk menelusuri alamat korban yang tercantum dalam KTP, tim GKSSFM langsung menghubungi Mapolsek Ciledug Tangerang Banten untuk menyampaikan data ini.
Namun sekitar pukul 13.35 WIB, Lingga Tanuwidjaja netter facebook e100 berkomentar di postingan e100. “Penduduk Kota Surabaya ?
357813******0001 IR TAVIP EDDY DWIWARDOJO TEMBOK DUKUH V/31 RW. 01, RT 09 KEL. TEMBOK DUKUH, KEC. BUBUTAN”.
Kemudian tim GKSSFM mencoba menghubungi Polsek Bubutan dan Kecamatan Bubutan untuk melakukan pengecekan tentang data korban.
Nono Indriyatno Camat Bubutan merespon laporan ini, katanya mungkin ini data KTP ganda karena ada alamat di Tangerang dan Surabaya. Nono akan segera mengecek data di wilayahnya.
Sedangkan, AKP Antara Kanitlantas Polsek Bubutan saat dihubungi GKSSFM mengatakan, setelah dicek memang betul Tavip pernah tinggal di Tembok Dukuh. Tetapi saat ini sudah berpisah dengan istrinya, dan tidak tahu dimana tempat tinggalnya yang baru karena tidak pernah kontak lagi.
Melalui keterangan mantan istri korban, ternyata korban diketahui tinggal di kawasan Manukan. Mantan istri korban kemudian mencoba menghubungi korban untuk memberitahukan tentang kabar meninggalnya korban.
Kabar tersebut diterima oleh Tutik kakak kandung korban. Tuti yang juga sempat mengudara untuk berinteraksi dengan Idrus membenarkan yang meninggal itu adalah adik kandungnya.
“Iya saya tadi dapat kabar dari mantan istri adik saya. Adik saya memang bekerja di sana,” kata Tuti saat mengudara di Radio Suara Surabaya.
Tuti mengatakan, dia mengizinkan adiknya dimakamkan di Alor dan dia mengaku tidak memiliki biaya untuk berangkat ke Alor melihat jenazah adiknya.
Saat ini, Tuti dan Idris berkomunikasi secara pribadi untuk membicarakan langkah lebih lanjut terkait pemakaman korban. (dwi)