Minggu, 24 November 2024

Presiden Mengakui Korupsi Jadi Masalah Paling Rumit

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, saat bertemu dengan wartawan di Seoul, Korea Selatan, Minggu (15/5/2106). Foto : Biro Pers Kepresidenan.

Joko Widodo, Presiden memberi kesempatan kepada masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri untuk bertanya kepada dirinya, termasuk ketika bertemu dengan diaspora dan masyarakat Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Minggu malam 15 Mei 2016.

Melalui rilis biro pers kepresidenan dijelaskan, saat ditanya tentang persoalan yang paling rumit yang dihadapi ketika menjadi presiden. Jokowi menjawab soal korupsi.

Setelah itu menyiapkan lapangan kerja. ketiga kata, presiden masalah kesenjangan penghasilan yang menyebabkan jurang antara kaya dan miskin semakin melebar.

“Ada gap, gini ratio kita 0,40-an dan ini juga harus diturunkan,” kata Jokowi Presiden.

Presiden menjelaskan kepada wartawan yang mengikutinya dari Jakarta bahwa langkah pencegahan untuk mengantisipasi korupsi, yakni perlu dilakukan perbaikan sistem, seperti yang dilakukan BKPM

“Cegah gratifikasi, amplop-amplop. Kalau sistem terbangun baik, ruang korupsi jadi tidak ada, Penindakan dilakukan secara massive dan keras oleh KPK. Tapi titik beratnya kita membangun sistemnya,” kata Presiden.

Jokowi meyakini pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan membangun sistem. Kalau sistemnya terbangun, ruang-ruang untuk korupsi menjadi tidak ada.

Sementara tentang pengangguran meski secara persentase angka pengangguran di bawah bawah di Eropa yang mencapai angka di atas 30 persen, namun di Indonesia 5,6 persen tapi dikali 250 juta penduduk, bukan angka kecil. dan bukan angka sedikit, kata Presiden.

Hal lainnya yang merupakan persoalan yang rumit bagi Presiden Jokowi adalah kesenjangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi. (jps/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
28o
Kurs