Soekarwo Gubernur Jawa Timur, mengajak masyarkat, khususnya generasi muda agar selalu kritis terhadap praktek pungutan liar (pungli). Dengan sikap kritis, maka anak-anak muda diharapkan menjadi social control bagi pelayanan publik dan tidak ragu melaporkan jika ada praktek pungli di sekitarnya.
“Kita semua bangga pada kalian, anak-anak muda, yang dengan tegas dan kritis menolak pungli. Kita punya harapan besar pada anda untuk bersama-sama memberantas pungli di Indonesia,” kata Soekarwo saat memimpin Apel Hari Anti Korupsi Sedunia Tingkat Provinsi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (9/12/2016) pagi.
Soekarwo mengatakan, anak-anak muda memiliki peran yang besar untuk memberantas praktek pungli dan korupsi di Indonesia. Salah satu upayanya, kata dia, dengan menjadi social control atau mengawasi langsung praktek pelayanan publik di sekitarnya. Jika ada indikasi pungli, langsung laporkan lewat media sosial.
“Anda adalah generasi yang hebat, canggih, dan pintar. Awasilah pelayanan publik di sekitar anda, jika ada pungli, langsung laporkan. Jangan ragu, langsung upload di Twitter masing-masing. Nanti kami akan langsung menindaklanjutinya, kita cek bareng-bareng ke lapangan. Jika terbukti, langsung kami tindak tegas dan proses sesuai hukum yang berlaku,” kata dia.
Masih menurut dia, salah satu indikasi dan faktor yang berpotensi terjadi pungli di pelayanan publik adalah prosesnya hanya melalui satu pintu, kemudian belum menggunakan Teknologi Informasi (TI). Atau dengan kata lain, pengurusan berkas masih menggunakan cara tradisional.
“Jika begitu, hampir dipastikan ada pungli. Karena orang bawa berkas lalu harus ketemu orang, bukan menggunakan TI. Tapi jika pelayanannya banyak opsi, atau multiple channel, maka pasti tidak ada pungli. Contohnya, kita bisa bayar pajak di mall, bank, atm, kantor pos, dan lainnya. Itu kan orang ketemu TI,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Satgas Saber Pungli Jawa Timur yang juga Irwasda Polda Jawa Timur Kombes Pol Wahyu Hidayat mengatakan, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama memberantas praktek-praktek pungli dimanapun, kapanpun dan siapapun.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri, kami membutuhkan dukungan, kerjasama dan kesungguhan seluruh pihak untuk memberantas pungli. Saya juga menghimbau kepada seluruh instansi pemerintah maupun kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki layanan publik untuk membenahi, menertibkan, dan menghilangkan praktek-praktek pungli,” kata dia.
Sekadar diketahui, peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di Grahadi kali ini diikuti oleh 1.400 peserta terdiri dari 1.000 pelajar termasuk mahasiswa, adik-adik Taman Kanak-Kanak (TK), dan diikuti 400 undangan dari SKPD, Forpimda, seperti Gubernur AAL, Tokoh masyarakat, LSM, dan para pengacara. (fik)