Polri mengantisipasi upaya pembalasan pengikut Santoso, pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yang telah dinyatakan tewas tertembak usai baku tembak dengan tim Satuan Petugas Gabungan Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Selatan, pada Senin (18/7/2016).
“Untuk mengantisipasi aksi balasannya, Polri telah meningkatkan pengamanan di seluruh satuan kewilayahan yang ada di daerah,” kata Kombes Pol Martinus Sitompul Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri kepada wartawan, di Mataram, Jumat (22/7/2016) seperti dilansir Antara.
Seperti upaya peningkatan benteng pengamanan yang diterapkan Mapolda NTB, yakni dengan menerapkan sistem satu pintu gerbang masuk.
“Sistem ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengamanan. Kita bisa lihat dari bagian selatan Mapolda NTB, seluruh akses keluar masuk ditutup, yang dibuka hanya pintu di bagian utara saja. Para pengunjung pun pastinya akan diperiksa oleh anggota yang berjaga,” ujarnya.
Selain meningkatkan pengamanan di markas kepolisian yang ada di satuan wilayah, pihaknya dikatakan tidak luput melakukan pemantauan pengamanan di seluruh objek vital yang ada di daerah.
“Objek vital dan wilayah strategis juga menjadi sasaran pengamanan agar lebih ditingkatkan,” ucapnya.
Martinus beranggapan peningkatan pengaman ini dilakukan bukan karena takut akan adanya serangan balasan dari penbgikut atau pun kelompok radikalisme Santoso.
Untuk itu, Martinus mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah daerah untuk turut berpartisipasi dalam menjaga keutuhan stabilitas keamanan.
“Peningkataan pengamanan ini sebenarnya tidak terlepas dari peran serta seluruh lapisan masyarakat, jika ada pergerakan atau pun tindakan yang dicurigai, diharapkan untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian atau pengamanan yang ada diwilayahnya,” ujar Martinus. (ant/dwi)