Rekonstruksi pembunuhan Abdul Gani pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berlangsung, Senin (3/10/2016) sejak pukul 09.45 WIB sampai sore hari.
Sekitar 70 adegan harus dilakukan di beberapa lokasi, seperti pos tenda para pengikut.
Di lokasi ini, tersangka Wahyu Wijaya menerima perintah dari Taat Pribadi melalui telepon untuk mengeksekusi Abdul Gani yang selalu mendesak agar dana padepokan segera dicairkan.
Saat itu, Wahyu Wijaya tersangka tidak sendiri. Dia bersama Murya Subianto yang saat ini masih dalam daftar pencarian orang. Karena itu Murya Subianto diperankan oleh penyidik.
Adegan terus bergulir, dari pos tersebut ke ruang tamu Asrama Putra Padepokan.
Taat Pribadi yang sempat diamankan cukup lama di dalam kendaraan barakuda, dihadirkan di lokasi rekonstruksi rumah utama.
Di lokasi ini, Taat Pribadi berkomunikasi dengan salah satu tersangka terkait dengan rencana eksekusi Abdul Gani. Eksekusi Abdul Gani berlangsung di ruang tamu asrama putra.
Abdul Gani yang datang dengan mobil, masuk ke ruangan itu dan berbincang dengan Wahyu Wijaya.
Pada saat adegan ini, media tidak diperkenankan masuk. Namun sebagaimana keterangan Polda Jatim kemarin, saat itulah eksekusi berlangsung.
Tersangka Kurniadi memukul tengkuk korban dengan benda tumpul yang diduga dari besi.
Setelah korban terjatuh, Boiran, tersangka yang masih dalam pencarian, menjerat leher korban. Belum cukup sampai di sana, Wahyu Wijaya yang sempat ngobrol dengan korban, membekapkan plastik dan perekat semacam lakban ke wajah hingga leher korban.
Pihak kepolisian merekonstruksi proses eksekusi ini dengan lebih dari 10 adegan, yakni dari sekitar adegan ke-25 hingga adegan ke-40.
Pada adegan selanjutnya, korban dimasukkan ke dalam kotak kontainer kemudian diboyong dengan mobil.
Mobil itu dikendarai oleh Rahmad Dewaji, Serka TNI Angkatan Udara yang berstatus saksi, tapi sempat menjadi tahan polisi militer.
Jenazah Abdul Gani kemudian dibuang ke Wonigiri, Jawa Tengah.
Pada sore hari, tim penyidik bersama petugas Bank Indonesia masih berada di dalam rumah utama untuk memeriksa keaslian sejumlah uang yang menjadi barang bukti kasus penipuan di rumah tersebut.
Sementara itu, lokasi Padepokan yang tadinya sepi, dipenuhi warga sekitar yang berkerumun, ingin menyaksikan jalannya rekonstruksi.
AKBP Arman Asmara Syaifuddin Kapolres Probolinggo tadi mengatakan, kalau memang dibutuhkan, rekonstruksi ini memang berlangsung bergiliran di beberapa titik lokasi Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.(den/iss/ipg)