Sri Tutie Rahayu, Direktur Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) mengatakan, lulusan pendidikan kemaritiman yang dipimpinnya, diprioritaskan bekerja di Indonesia, meskipun banyak perusahaan kemaritiman luar negeri yang berminat.
“Pertimbangannya adalah rasa nasionalisme. Dididik di Indonesia, setelah pintar masa bekerja untuk negara lain. Jika lulusan ini kami serahkan semua ke luar negeri, bagaimana dengan rasa kebangsaan kita,”
kata Direktur Polimarin setelah diterima Joko Widodo Presiden, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/6/2016).
Polimarin berencana menyematkan penghargaan kepada Joko Widodo Presiden sebagai Bapak Maritim Indonesia karena dianggap berjasa dalam mencanangkan poros maritim dunia.
Penyematan penghargaan tersebut akan diserahkan bersamaan dengan perayaan Hari Maritim Dunia pada 29 September.
Sri berharap kepada presiden agar puncak peringatan Hari Maritim di pusatkan di kampus Polimarin Semarang.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa Joko Widodo Presiden telah menginstruksikan untuk meningkatkan pendidikan vokasi yang diantaranya adalah pendidikan yang menyangkut kemaritiman.
Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan sepuluh politeknik untuk membentuk sumber daya manusia yang siap pakai.
“Pada tahun ini kami sudah menyiapkan sepuluh pendidikan vokasi atau politeknik yang akan kami siapkan untuk bisa penyiapan sumber daya yang siap pakai yaitu di bidang kemaritiman, di bidang material, di bidang elektronik, bidang pembuatan kapal, bidang pangan maupun manufaktur,” kata Nasir.
Nasir juga menyebut bahwa seluruh lulusan dari pendidikan vokasi tersebut harus bersertifikat melalui lembaga sertifikasi profesi agar dapat terserap ke dalam dunia kerja. Hal yang sama juga berlaku untuk lulusan Polimarin
“Nanti Polimarin juga lulusannya harus bersertifikat. Tadi sudah disampaikan bahwa sertifikat yang dikeluarkan dari International Maritime Organisation. Di bidang-bidang yang lain itu juga harus disertifikasi oleh lembaga sertifikasi profesi di bawah Badan Standarisasi Nasional Provinsi,” kata Menristek Dikti.
Mendampingi presiden dalam pertemuan yang dilaksanakan sekitar pukul 10.00 WIB tersebut, Pratikno Menteri Sekretaris Negara dan Muhammad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Adapun pengurus Polimarin yang turut serta bertemu dengan Joko Widodo Presiden ialah Sri Tutie Rahayu selaku Direktur, Ario Hendartono selaku Wakil Direktur I, Akhmad Nuriyanis selaku Wakil Direktur II, Yulius Oscar selaku Wakil Direktur III, Hero Budi Santoso selaku Ketua Jurusan Bisnis Maritim, Gunawan Budi Santoso selaku Kepala UPT Teknologi Informasi, serta Rahindra Bayu Kumara selaku salah satu dosen Polimarin.
Dalam keterangan pers usai pertemuan, Sri Tutie Rahayu menerangkan bahwa pertemuan pengurus Polimarin dengan Presiden Joko Widodo, Senin hari ini, untuk menyampaikan dukungannya kepada presiden terkait Nawacita kemaritiman serta menyampaikan bahwa Polimarin siap menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang maritim.
“Polimarin siap meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di bidang maritim. Kami juga meningkatkan produktivitas karena pada Polimarin ini diproduksi SDM yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa Polimarin mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan 11 sertifikat internasional untuk pelaut di bawah International Maritime Organization,” kata Direktur Polimarin.(jos/iss)