Aplikasi game Pokemon Go yang saat ini banyak dimainkan termasuk Indonesia, menurut Henry Subiyakto Pakar Komunikasi Staf ahli Kemenkominfo, mempunyai banyak resiko bahaya terhadap pengguna.
Dia juga mengatakan, banyak fenomena yang menjadi kontroversi di banyak negara. Pemuda Jakarta saat ini bahkan memesan aplikasi ojek online hanya untuk mencari pokemon.
“Aplikasi itu merupakan jenis game augmented reality yang berbahaya, karena jiwa pengguna berada pada smartphonenya. Akibatnya bisa tertabrak kendaraan. Bahkan, di Australia pemain pokemon go disiram air akibat memasuki rumah orang sembarangan,” kata Henry.
“Ketika peresmian pada 6 Juli, aplikasi ini menjadi pembicaraan banyak orang. Bahkan, menjadi trending topic di twitter serta media sosial lainnya. Secara tidak langsung, ini merupakan promosi bagi aplikasi tersebut,” kata Henry saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Sabtu (16/7/2016).
Pria yang juga menjadi Guru Besar Unair ini menyatakan, akibat perusahaan aplikasi penyedia Pokemon Go belum merilis di Indonesia, banyak masyarakat mendownload aplikasi ini tidak resmi. Menurutnya, banyak masyarakat malah mengunduh virus malware.
“Aplikasi ini mempunyai banyak persoalan. Bahkan, di Jepang tempat asal nintendo menolak game ini karena mempunyai banyak kontroversi. Ini memang menarik termasuk anak jaman 1990, karena mereka penasaran bagaimana pokemon dihadirkan dalam bentuk game dengan menggunakan game saat ini,” ujar Henry. (tit/tok)