Dalam pertemuan bilateral antara Jokowi Presiden dengan Mark Rutte PM Belanda di Istana Merdeka, Jakarta, kedua pihak sepakat untuk fokus kerja sama pada beberapa bidang. Selain itu, 200 pelaku usaha Belanda juga ikut dalam kunjungannya bertemu Jokowi.
“Hubungan Indonesia dengan Belanda sangat intensif dan mencakup banyak sekali bidang. Hal ini merupakan perwujudan dari kemitraan komprehensif yang telah dimiliki oleh kedua negara. Pertemuan bilateral tadi banyak membahas mengenai kerja sama ekonomi dengan fokus kepada perdagangan investasi, pengelolaan air, dan pembangunan infrastruktur maritim,” kata Jokowi, Rabu (23/11/2016).
Jokowi juga merasa terhormat dengan kedatangan Mark Rutte PM Belanda bersama delegasinya, 200 pelaku usaha Belanda ke Jakarta.
“Hal ini menunjukkan kepercayaan, komitmen pemerintah dan swasta Belanda, untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia,” kata Jokowi.
Pengelolaan air dan pengembangan infrastruktur merupakan bidang kerja sama yang diprioritaskan kedua belah pihak dalam pertemuan tersebut. Joko Widodo menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan kerja samanya terhadap dua bidang tersebut.
“Kita berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama di dua bidang ini, termasuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung,” tekannya.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Jokowi juga mendorong peningkatan ekspor kayu Indonesia ke Belanda. Produk kayu Indonesia diketahui telah dilengkapi dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) sebagai sertifikasi legal untuk produk kayu ekspor.
Uni Eropa pun telah memberikan pengakuan terhadap produk kayu Indonesia dengan memberikan lisensi FLEGT (Forest Law Enforcement Governance and Trade) yang memungkinkan Indonesia untuk mengekspor kayu ke Uni Eropa tanpa perlu menjalani pemeriksaan di setiap pelabuhan di Eropa.
“Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang sudah memiliki FLEGT license. Indonesia harus menggunakan keunggulan komparatif ini dengan baik,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan Indonesia mulai bersiap untuk melakukan negosiasi dengan Uni Eropa terkait perdagangan bebas. Sebelumnya, Retno Marsudi Menteri Luar Negeri mengatakan, negosiasi akan mulai dilakukan pada awal tahun 2017.
“Kita juga membahas mengenai persiapan negosiasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Kita tegaskan hasil negosiasi CEPA harus menguntungkan rakyat kedua pihak,” kata Presiden.
Selain itu, Indonesia dan Belanda juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang pemberantasan terorisme.
“Bersama PM Rutte, saya juga membahas kerja sama yang kuat untuk pemberantasan terorisme. Sebagaimana diketahui, Indonesia-Belanda telah bermitra dengan baik untuk pemberantasan terorisme di JCLEC (Jakarta Center For Law Enforcement Cooperation) yang berlokasi di Semarang. Kedua negara juga aktif bersama di Global Counterterrorism Forum,” ujarnya. (jos/tit/tok)