Tak ingin memperingati Sumpah Pemuda hanya dengan sekedar upacara saja, siswa-siswi SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, Jumat (28/10/2016) memilih menggelar kegiatan sosial bertajuk charity for humanity di lingkungan pondok sosial (Liponsos) Kalijudan, Surabaya.
Bergabung bersama sekurangnya 60 anak-anak Tuna Grahita, siswa-siswi SMP Muhammadiyah 2 menampilkan beberapa kegiatan. Mulai dari atraksi Pencak Silat, menyanyi diiringi grup band, belajar menari, hingga atraksi memanah.
Kepada adik-adik di Liponsos Kalijudan, para siswa kemudian duduk bersama membuat lingkaran dan menyaksikan atraksi pencak silat. Bahkan kepada anak-anak tuna grahita tersebut diberikan kesempatan untuk mencoba memukul dan menendang sansak yang dibawa satu diantara siswa.
Tawa riang menghiasi wajah-wajah anak-anak penghuni Liponsos Kalijudan siang itu. Beberapa diantara mereka maju dan mencoba memukul dan menendang sansak seperti yang diarahkan para siswa. Usai memukul dan menendang, anak-anak itu mengangkat tangan sambil tertawa lepas.
Saat kelompok band siswa SMP Muhammadiyah 2 mulai memainkan alat-alat musik diatas panggung, satu diantara anak-anak tuna grahita langsung ikut menyanyi. Dan komposisi Jangan Menyerah yang dipopulerkan DMassiv terdengar mengalun di aula Liponsos Kalijudan siang itu.
“Kami mendampingi keinginan siswa-siswi untuk mengenal dan melihat bagaimana aktivitas adik-adik yang menempati Liponsos Kalijudan ini. Mereka adalah tuna grahita yang memang butuh pendampingan. Kegiatan ini bagian dari peringatan Sumpah Pemuda,” ujar Firza Humarazan Humas SMP Muhammadiyah 2 Surabaya.
Lebih lanjut Firza menambahkan bahwa kegiatan sosial kali ini memang selain sebagai agenda rutin juga dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda. “Karena bagaimanapun anak-anak tuna grahita ini juga bagian dari pemuda,” ujar Firza pada suarasurabaya.net.(tok/rst)