Penyandang Disleksia Butuh Awarness

Selama dua hari mulai 29 – 30 Oktober 2016, dijadwalkan digelar Dyslexia Speaks Up sebagai sarana sosialisasi pada masyarakat tentang dyslexia. Bertempat di Ciputra World Surabaya mulai Sabtu (29/10/2016) hingga Minggu (30/10/2016) digelar sejumlah acara dalam rangka mensosialisasikan Dyslexia kepada masyarakat luas.

“Pemahaman masyarakat tentang dyslexia sampai saat ini masih belum lengkap. Kami ingin memberikan pemahaman serta pengwtahuan tentang dyslexia itu, agar mereka yang menyandang dyslexia tidak lagi dianggap keliru,” kata Dr. Ursula Yudith Ketua Dyslexia Parents Support Group Jawa Timur.

Acara yang dikemas dalam berbagai bentuk mulai dari seminar, talk show sampai dengan testimoni para penyandang dyslexia yang kini sukses itu terbuka untuk umum.

Pemahaman yang benar dan lengkap terkait dyslexia ditambahkan Yudith nantinya akan juga memberikan manfaat bagi mereka yang menyandang dyslexia. Oleh karena itu kegiatan yang digelar atas dukungan Asosiasi Dyslexia Indonesia ini sangat penting.

“Termasuk bagi para orang tua yang putera-puterinya punya gejala atau kecenderungan mengalami dyslexia. Ini penting agar sejak awal penanganan terhadap anak-anak dyslexia tidak keliru,” ujar Yudith.

Ditanya tentang bagaimana penanganan terhadap anak-anak penyandang dyslexia saat ini, Yudith membenarkan bahwa masih sangat minim dan belum menyeluruh.

Sehingga terkesan seadanya dan sepenggal-sepenggal saja. “Karena memang seharusnya adalah tanggung jawab seluruh elemen yang ada. Mulai dari orang tua, lingkungan, sekolah dan pemerintah. Kalau seluruh elemen terlibat maka hasilnya maksimal,” ujar Yudith.

Oleh karena itu DPSG mengundang segenap orang tua, sekolah serta elemen lainnya ikut hadir pada kegiatan Dyslexia Speaks Up yang digelar di Ciputra World Surabaya tersebut.(tok/iss/ipg)