Mengantisipasi siswa melakukan tindakan tidak bermanfaat di lingkungan sekolah, beberapa sekolah Sabtu (7/5/2016) memilih libur dan melarang siswa datang ke sekolah. Cegah siswa kumpul-kumpul dan konvoi.
“Kami informasikan kepada seluruh siswa untuk tidak masuk. Sekolah kami liburkan. Kami mengantisipasi agar siswa tidak melakukan konvoi. Pengumuman kelulusan kami sampaikan melalui portal sekolah,” ujar Johanes Mardijono Kepala SMAN 1 Surabaya.
Meskipun setiap tahun bisa dipastikan bahwa tidak ada siswa-siswinya yang turun kejalan untuk melakukan konvoi, namun untuk mengantisipasi segala kemungkinan sekolah pilih liburkan siswa.
Johanes mengakui bahwa antisipasi memang sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu diantaranya dengan mengajak siswa berdiskusi tentang manfaat konvoi atau aksi corat-coret seragam sekolah.
Tahun lalu, seluruh siswa kelas III yang telah mengikuti ujian nasional menyempatkan diri melakukan aksi sosial dengan membagikan seragam sekolah bekas layak pakai ke Liponsos Keputih.
“Kami berikan pemahaman bahwa konvoi tidak ada manfaatnya sama sekali. Demikian juga dengan aksi corat-coret seragam sekolah. Ternyata para siswa dapat memahami itu,” kata Johanes.
Sementara itu Dra Hj. Muntiani Kepala SMAN 14 Surabaya, menegaskan bahwa pihaknya tetap melarang siswa-siswinya, khususnya kelas 3 yang telah mengikuti ujian nasional untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat.
“Konvoi atau corat-coret seragam sekolah tetap kami larang. Jauh hari sebelum pengumuman kelulusan, kami sudah pesankan. Tidak berguna dan tidak bermanfaat. Aank-anak paham dan mengerti,” ujar Muntiani.
Oleh karena itu, aksi sosial digelar dengan mengumpulkan seragam sekolah bekas layak pakai untuk disumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Sedangkan kelulusan diumumkan melalui website sekolah.(tok/ipg)