Sabtu, 23 November 2024

Penggiat HAM Desak Jokowi Batalkan Hukuman Mati

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Ilustrasi. Seribu lilin.

Todung Mulya Lubis penggiat hak asasi manusia, mendesak Joko Widodo (Jokowi) Presiden agar membatalkan ekseskusi semua terpidana mati.

Hukuman mati dianggap bertentangan dengan hak asasi manusia dan bertolak belakang dengan janji Jokowi yang menghormati HAM.

Todung melihat ada kegamangan dalam proses hukuman mati kasus narkoba.

Ini terlihat dalam eksekusi terpidana mati tahap tiga yang terkesan dipaksakan.

HM Prasetyo, Jaksa Agung sebelumnya mengumumkan 14 terpidana mati akan dieksekusi pada gelombang ke tiga. Faktanya, kata Todung, pada pelaksanaan eksekusi Jumat (29/7/2016) dini hari, hanya dilakukan pada empat terpidana:

1. Freddy Budiman, 37 tahun, WNI. Kasus impor 1,4 juta butir ekstasi;
2. Michael Titus, 34 tahun, warga Nigeria. Barang bukti 5.223 gram heroin;
3. Humprey Ejike, 40 tahun, warga Nigeria. Barang bukti 300 gram heroin;
4. Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane, 34 tahun, warga Afrika Selatan Barang bukti 2,4 kilogram heroin.

Sesangkan 10 lainnya ditunda, dengan alasan masih ada upaya hukum yang akan ditempuh.

Tidak konsistennya pernyataan Jaksa Agung terhadap jumlah terpidana yang akan dieksekusi, kata Todung, menunjukkan ada kegamangan terhadap proses hukum mati yang dijatuhkan pada terpidana.

“Ada beberapa terpidana yang ditangguhkan eksekusinya, ternyata bukan bandar atau pengedar yang sesungguhnya. Masuk di jaringan narkoba karena jebakan,” kata todung.

Rencananya, Jumat malam aktivis akan menyalakan 1.000 lilin di Bundaran HI, kolong Semanggi dan di depan Istana Merdeka sebagai ungkapan duka cita terhadap terpidana mati sekaligus protes kepada pemerintah atas eksekusi terpidana mati kasus narkoba.

Noor Rahman, Jaksa Muda Pidana Umum (Jampidum) mengakui, menghilangkan nyawa seseorang bukan tugas yang mudah apalagi menyenangkan

Noor memastikan tugas ini untuk melaksanakan amanat Undang-undang dan untuk menghentikan perbuatan jahat, pengedar narkoba yang telah merusak moral bangsa ini.

Wiranto, Menko polhukam, mengingatkan aktivis HAM jangan hanya melihat terpidananya, pikirkan juga anak bangsa yang setiap hari meninggal dunia karena narkoba.(jos/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs